Hari ini merupakan hari ketiga sejak Abi sadar, dan hari ini pula dua curut nya itu baru menampakan diri, siapa lagi kalau bukan Yuda dan Roni. Teman terkampret sekaligus sahabat terbangsat Abi.
Dari awal kedatangan dua manusia laknat itu tidak sama sekali manusiawi, bagaimana tidak, mereka dengan bar-bar nya mendobrak pintu kamar rawat dengan kencang di tambah menabrak seorang suster yang baru saja mengganti infusnya dan mengakibatkan nampan yang terbuat dari stainless itu jatuh membuat isinya berserakan dan jangan lupakan suara nyaring dan memekakan telinga siapapun itu.
Sementara si dalang keributan hanya menyembur kuda sembari menggaruk tengkuk nya yang sama sekali tidak gatal itu.
"Maaf ya suster cantik" ujar Roni, kemudian mengedipkan satu mata nya pada suster cantik itu.
"Iya tidak papa, lain kali hati-hati ya" ujar sang suster bername tag Hana itu.
Setelah pergi nya suster, Yuda dan Roni kembali grasak grusuk mendekati ranjang Abi. Abi di buat jengah, sampai-sampai pusing.
"Kalian berdua ngapain sih, kalo ribut mending sana di luar" ujarnya kelewat ketus, yagimana dia pusing liat kelakuan dua curut ini.
"Tega hiks.."
Yatuhan, drama apalagi ini.
"Padahal kita berdua udah nungguin lo" ujar Roni
"Setiap hari bacain dongeng buat lo" ucap Yuda, dengan nada sendu nya
"Lo pikir gue bocah"
"Udah rela nyemilin buah-buahan lo waktu lo tidur gak bangun-bangun" ujar Roni kelewat tidak tau dirinya
"Dasar gak tau diri lo" ketusnya, ini Abi abis tidur panjang makin pedes aja mulutnya. Heran, mungkin di alam sana dia ketemu sama iblis kali ya bukan malaikat.
"Gue menghargai makanan ya, kan sayang itu buah kagak ada yang makan. Lo sih ngebo mulu, gue kan kangen hiks.."
"Tau! Kita berdua itu gak lengkap tanpa Lo bi... Kita udah di nobatkan sebagai tiga manusia keren di muka bumi ini, jadi kita harus selalu bareng-bareng titik!"
Tidak di pungkiri hati Abi menghangat, merasa amat sangat beruntung dan bersyukur menemukan dua teman seperti Yuda dan Roni yaa meskipun akhlakless.
Dan setelah itu terjadilah aksi mari saling peluk, menuntaskan rasa rindu mereka.
Yuda bersyukur bahwa Abi-nya, yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu, masih mau bertahan hingga saat ini ia bisa memeluknya. Bulir yang sudah ia tahan sejak tadi itu akhirnya jatuh juga, rasa kehilangan kemarin dan sekarang akan selalu ada tapi untuk saat ini dia bersyukur dan diberi kelegaan.
Selain Yuda, Roni pun merasakan hal yang sama. Kemarin menjadi mimpi buruknya, melihat Abi terbaring tidak berdaya. Bahkan tawa yang biasanya begitu terasa ringan, saat itu begitu berat dan menyesakkan. Begitu sarat dengan takut kehilangan.
"Makasih, kalian udah jadi sahabat gue. Gue beruntung banget kenal kalian, gue.. gue, ah gila kenapa tiba-tiba gue gak bisa berkata-kata gini sih, tapi yang jelas gue berterimakasih banyak sama kalian" ujar Abi, sambil mengelap sisa air mata.
"Gausah berterimakasih, kita gak lagi ngasih lo kado" memang si Roni itu perusak suasana, mau di kata apalagi sudah memang begitu. Mari senyum
"Sialan lo"
Pada akhirnya mereka saling tatap dan kemudian terbahak bersama, menertawakan hal yang masih bisa di tertawakan sebelum hari esok berganti.
......
Semburat oranye kini telah nampak, sebagai tanda senja telah datang menyapa bumi. Sejam yang lalu Yuda dan Roni telah pulang, dan saat ini Abi sedang tertidur di temani sang ayah, dan kedua kakaknya.
Mereka tidak mau ambil resiko lagi meninggalkan Abi sendirian, seperti trauma mendalam bagi mereka. Alhasil, mereka rela meninggalkan pekerjaan mereka daripada harus meninggalkan si bungsu.
"Kalian udah makan?" Tanya sang kepala keluarga
"Udah yah, tadi sebelum kesini Arga mampir kantin" Jawab sulung
Reno mengangguk, "kamu bang?" Tanya nya pada anak tengahnya, pasalnya sedari tadi restu sibuk memainkan rambut Abi yang mulai panjang sementara Abi tampak tenang tanpa merasa terganggu sedikitpun, ya maklum kan kebo.
"Hah, kenapa yah?" Agaknya si restu ini perlu sedikit di korek telinganya.
"Kamu udah makan? Kalo belom makan dulu gih, ayah gak mau ya kalo kalian sampai sakit"
"Udah kok yah, tadi siang tapi di kantin sekolah hehe" ujarnya sambil nyengir
"Ini udah sore loh bang, apa gak laper lagi?"
"Tanggung yah, sekalian aja makan malem bentar lagi"
"Hahh, yaudah... Ayah mau keluar sebentar, kalian jaga adik kalian dulu, ingat jangan di tinggal sendirian. Nanti jam 7 ayah balik sekalian bawa makan malam, kalian mau di beliin apa?"
"Terserah ayah" ujar Arga
"Restu mau pasta ya yah, dua sekalian sama adek"
"Sip, inget jangan kemana-mana"
"Siap captain!" Ujar restu seraya mengangkat tangan membentuk hormat.
Reno tersenyum, ah rasanya bahagia sekali hidupnya memilik tiga orang putera seperti mereka. Meskipun tetap saja jauh di dalam sana ia merasa tak lengkap tanpa sang istri-nya, Ratih.
---
"Ibu gak bisa, ib..bu takut" jawabnya terbata, ia tidak tau, ingin meminta maaf tapi dirinya begitu di hinggapi rasa takut.
"Ibu begitu pengecut! Ibu berani berbuat harusnya ibu berani menerima konsekuensi nya, bukan nya malah bersembunyi seperti ini! Aku muak Bu!"
"Ma'af.. maafkan ibu hiks.. harusnya ibu merelakan nya sedari awal, tapi itu terlalu sulit"
-tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/245843659-288-k484261.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HASBINAKA
Подростковая литература"Bun, Abi udah ketemu ayah" "Gak nyangka abi juga ternyata punya abang"