Sorry for typo, happy readings...
Pemuda itu masih tenang dalam tidurnya, sudah tiga hari lamanya ia menutup mata namun tak ada tanda-tanda akan segera bangun.
Padahal semalam, dokter Juna mengatakan kondisi nya sudah lumayan stabil."Masih betah tidur ya bi, ck emang predikat kebo Lo belom ilang-ilang heran gue" Yuda berdecak kemudian terkekeh mengingat bahwa sang sahabat kelewat kebo.
Sejak dua hari lalu setelah mengetahui kondisi Abi yuda dan Roni tak pernah absen untuk menjenguk atau sekedar mengajak ngobrol sahabatnya itu.
"Tau, bangun bi. Sepi hidup gue gada lu, biasanya apa-apa selalu bertiga. Nah sekarang berdua doang, asal Lo tau ya bi... Gue sial Mulu kalo sama si Yuyu... aww" Roni memekik kala tangan nya mendapat cubitan.
"Apa Lo"
"Sakit nyet, tuh liat deh bi. Si Yuda kejam banget sama gue. Cepet bangun bi, biar gue ada temen buat bales si Yuyu"
Yuda hanya memutar mata nya malas, sementara tangan nya masih terus memijat pelan tangan sang sahabat.
Hingga tak terasa hari semakin sore, swastamita kian tenggelam. Menyisakan semburat oranye, yang memanjakan mata.
Pintu kamar rawat itu terbuka, menampakan dua orang pemuda dengan tas punggung masing-masing. Wajah mereka tampak sendu, saat matanya melihat sang adik masih terbaring dengan mata terpejam.
Arga menaruh tas nya di sofa pojok begitupun dengan restu. Mereka berdua mengambil posisi Yuda dan Roni, Arga mengelus puncak kepala Abi kemudian mengecupnya singkat.
Restu meraih tangan Abi yang terbebas jarum infus, lalu mencium nya.
"Dek, Abang tau disana pasti lagi ketemu bunda kan makanya adek betah. Adek boleh main sama bunda, tapi abis itu pulang ya dek. Abang kangen" Rasa nya sesak bagi arga saat mengatakan itu, dia bahkan dengan sekuat tenaga menahan air mata nya.
Restu sudah menangis dalam diam sejak memasuki ruang rawat adiknya, ia tak pernah kuat sebenarnya ada sesak di dada nya. Apalagi melihat sang adik tak baik-baik saja.
Berbeda dengan Arga dan restu yang saling menahan sesak, disana justru Yuda dan Roni saling memeluk bahkan menyeka ingus dengan seragam masing-masing, jangan lupakan suara tangis yang bahkan melebihi balita kehilangan permen nya.
"Kalian kalo mau nangis, mending pulang deh. Kasian adek gue punya temen macem lu berdua" kata restu, entahlah suasana yang tadi harusnya sendu berubah kacau.
"Bang kita lagi sedih tau, kita lagi mengekspresikan kesedihan kita yang udah dua hari... Bahkan tiga hari ini kita Pendem" kata Roni sembari sesenggukan dan jangan lupakan ingusnya yang meler.
"Bang kita kangen Abi, dia belom juga bangun padahal tadi kita udah ajak ngobrol sampe mulut kram" ujar Yuda.
Arga dan restu hanya bisa mengelus dada nya sabar, sudah bukan rahasia lagi dengan tingkah mereka.
"Liat deh bi, temen Lo pada gila. Cepet bangun, soalnya obat mereka cuma lo dek"
.....
Sementara di lain tempat, Reno nampak menggeram marah di ruang kerja nya.
Dia tak habis pikir dengan kelakuan wanita itu, iya Reno sudah mengetahui siapa yang melukai putra nya.Dia,
Wanita yang dulu menjadi sahabat istrinya, dan dia yang menghancurkan keluarganya, dan sekarang dia juga telah melukai putra nya... Lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/245843659-288-k484261.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HASBINAKA
Teen Fiction"Bun, Abi udah ketemu ayah" "Gak nyangka abi juga ternyata punya abang"