Sorry for typo, happy reading..
"Ayah, abang.. ayoklah pulang" rengek abi, padahal ini masih pagi buta.
Arga mengucek matanya pelan, kebetulan ia tidur di tempat duduk samping brangkar abi. Jam 3 pagi dini hari adiknya merengek pulang, "nanti dek, kalo adek udah baikan ntar juga suruh pulang"
"Aku udah baikan bang, ayolah.. pulang, aku gak betah tau!"
"Ini masih malem dek yaampun, liat tuh jam berapa.." ujar arga, mata nya mengarah pada jam dinding.
"T-tapi aku mau pulang bang, aku t-takut" cicitnya dengan wajah tertunduk.
"Adek abang takut kenapa emang eum?"
"Tadi aku mimpi bunda bang" jawab abi masih dengan wajah menunduk, "aku kangen bunda, pengen peluk bunda.."
Arga tercekat dengan perkataan abi, kepalanya spontan menggeleng cepat. Kemudian tangannya bergerak untuk merengkuh tubuh sang adik, "sst, bunda gak kemana mana dek. Bunda ada di sini" ujar arga, menggerakkan jari telunjuk kedada abi.
"Kalo adek kangen bunda, adek doain bunda ya. Udah ya, mending sekarang adek tidur lagi. Liat tuh ayah sama bang restu aja masih pules gitu"
Abi mengarahkan pandangan nya pada dua orang yang tertidur di sofa itu, lalu menganggukan kepalanya. "Abang tidur sini ya, sama abi"
Arga mengulas senyum, merebahkan tubuhnya di ranjang abi. Ia dekap tubuh kurus abi, abi membenamkan wajah nya kedada arga.
"Tidur ya adek abang, jangan sakit sakit. Abang sedih"
▪️▫️▪️
Paginya, ruang rawat abi sepi. Arga yang kebetulan ada kelas pagi, restu yang sekolah karena sudah mendekati waktu ujian. Dan ayahnya?
Ada, tapi masih sibuk dengan segala pekerjaan nya. Lihat saja, abi sampai bosan sendiri melihat ayahnya yang hanya terfokus dengan laptop dan segelas kopi nya.
Abi sudah bangun dari tadi sebenarnya, tapi lihatlah ayahnya sok sibuk sekali. Sampai tak tau anaknya bangun. Bukannya di sambut dengan ucapan selamat pagi, lah ini malah dengan suara ketikan keyboard laptop.
Kesel woi, di cuekin gini tuh.
"Yah"
Belum ada sahutan,
"Yah, ayah"
Belum juga ada sahutan,
Dan terpaksa abi harus pakai tenaga dalam, abi menarik napas panjang. Rasanya sulit, agak sesek gimana gitu. Ah entahlah, yang penting itu si bapaknya nyaut dulu.
"AYAH WOI, SEPENTING ITUKAH LAPTOP DI BANDING AKU!!!!" Teriaknya penuh emosi, "uhuuk...uhukk..uhuk, ah sialan"
Sedangkan reno, kelimpungan menghampiri abi. Persetan dengan laptopnya. Ia segera mendekati abi yang sedang terbatuk. Menepuk pelan punggungnya, lalu mengelus dada sang bungsu, "minum dulu dek"
Reno menyodorkan segelas air putih, yang langsung di sambut cepat oleh abi.
Setelah minum, abi mengembalikan gelas ke ayahnya."Kenapa tadi teriak2 gitu dek, jadi sesek kan"
"Salahin aja ayah sendiri"
Abi ngambek, wajahnya ia palingkan ke samping. Reno bukannya marah, malah gemes banget sama tingkah abi.

KAMU SEDANG MEMBACA
HASBINAKA
Teen Fiction"Bun, Abi udah ketemu ayah" "Gak nyangka abi juga ternyata punya abang"