11

15.1K 1.2K 58
                                    


Sorry for typo, happy reading..

Restu dari tadi sibuk membaluri telapak tangan, perut, sampai kaki abi dengan minyak kayu putih. Sudah dua jam sejak abi mengeluh sesak dan berujung pingsan, beruntung sekali ruang uks berjarak hanya beberapa meter dari kantin. Setibanya, abi langsung diberi penanganan oleh dokter yg bertugas di uks.

Di uks hanya ada restu, yuda dan roni sudah masuk kelas restu tak memberi kesempatan untuk membolos.

Dapat dilihat, abi terlelap nyaman meski dengan nassal cannul menghiasi hidungnya karena sempat sesak tadi.

Kata dokter uks tadi, asam lambung abi naik karena kelelahan yang menyebabkan menyempitnya jalur nafas.

Restu jadi merasa bersalah, pasti abi kelelahan akibat hukuman tadi pagi. Dan restu tau pasti hukuman itu berasal dari kaos kaki pink yang ia sarankan. Semakin merasa bersalah rasanya saat melihat wajah pucat abi sekarang.

"Maafin abang dek" gumam restu sembari menyibak surai abi yang lembab.

"Eunggh"

"Dek, akhirnya bangun juga. Ada yang sakit dek? Gimana masih sesek gak? Pulang ya, kita kerumah sakit" Pertanyaan runtut dari restu membuat kepala yang sudah pusing makin ambyar.

"Apasi bang, aku gak papa. Cuma pusing denger abang ngomong gak pake rem gitu"

"Yaudah kalo gitu makan ya, ini tadi abang beliin bubur di kantin. Terus habis ini kita pulang aja"

"Tapi ini lepas bang" abi menunjuk nassal  yang ia pakai.

Restu mengangguk kemudian melepaskan nassal cannul  abi, jangan salah restu tengil2 gitu jago banget masalah gituan. Lah wong dia punya cita-cita jadi dokter, sekarang aja ia sibuk jadi anak PMR.

Berbeda dengan sang abang, arga lebih jago perihal gambar dan hitungan. Makanya ia berkecimpung di dunia arsitektur sekarang, passion arga emang buat nerusin bisnis keluarga:)

Soalnya selain jago gambar sama hitungan. Arga lebih ke tegas, pokoknya berjiwa leadership sama ambis banget. Jadi cocoklah buat jadi pemimpin, makanya sekarang arga sudah diberi satu kekuasaan buat ngelola salah satu bisnis keluarga sanjaya.

Kalo abi mah ya gitu, kelebihan nya banyak kurangnya jadi yaudah pasrah buat ngabisin kekayaan abangnya aja deh ntar. Biar gak durhaka2 amat jadi sodara:)))

"Udah bang" abi menutup rapat mulut, padahal baru suapan ketiga loh ini beb:(

"Satu lagi aja dek, buka mulutnya aaa-"

Abi menggeleng, "udah bang, mual banget ini. Yang ada malah keluar lagi ntar"

"Yaudah, sekarang pulang aja ya. Istirahat dirumah" dibalas anggukan oleh abi, pasrah ajalah ini perut kok ya makin nakal pisan. Bawaannya lemes kan:(

"Bang gendong ya" abi merentangkan tangan nya di depan restu, dengan mata berkedip lucu.

"Utututututu manjanya adek abang"

Abi sudah dalam gendongan restu, melangkahkan kaki nya menuju area parkir.

"Woi bang" panggil yuda dan roni dari arah belakang.

"Nih bang" roni menyerahkan tas kedua abang-adik itu.

"Thanks yud, ron" kata restu

"Gausah makasi bang, ntar ngelunjak" celetuk abi yang masih dalam gendongan restu

"Suara bajing dari mana yak, denger gak lo yud?" Ujar roni sambil pura2 mencari sumber suara

"Iya gue denger suara2 goib, njirr merinding gue"

HASBINAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang