01

39.9K 2.9K 93
                                    

"Hah akhirnya gue lolos juga" Abi menghela nafas keras sembari melemparkan tas ke meja, kemudian ia duduk di bangkunya--paling pojok dan paling belakang.

Teman-teman nya yang melihat Abi saling pandang, seolah bertanya 'kenapa'.

"Lo kenapa dah bi" Tanya Yuda moreno, teman abi yang doyan banget ngajak maksiat.

"Ketemu setan!"

"Buset ngegas bro" kata Roni agustian, teman yang hobi nya molor.

"Bomat jing! Udah deh sono gue mau tidur"

"Eh anjir bentar lagi mapel pak bagjo"

"Bodo ah gue ngantuk, jangan brisik!!"

"Lah--"

"Sekali lg lo ngomong gue tonjok!!" Setelah itu, Abi melanjutkan aksi tidurnya yang di ikuti pula oleh Roni dan juga yuda.

Di hukum satu, di hukum semua. Karena teman tak pernah membiarkan teman nya susah sendirian. Begitulah konsep pertemanan mereka bertiga manteman:)

Mereka bertiga sedang menjalankan hukuman dari pak bagjo. Lari keliling lapangan sepuluh kali tak lupa dengan jargon 'saya tidak akan tidur di kelas lagi' .

Tadi saat di kelas mereka bertiga bablas tidur sampai di jam pelajaran si guru killer yang biasa di panggil pak bagjo itu, alhasil mereka dapat hadiah kecil dari pak bagjo.

Sementara empat orang laki-laki di sana memperhatikan nya dari jauh.

"Dia mirip dengan mu waktu remaja ren" kata Hendra nusa sanjaya.

"Tentu saja, aku ayah nya pa" senyum Reno Nusa Sanjaya terbit begitu saja melihat salah satu putra nya itu.

"Tapi ganteng nya mirip aku" lirih Arga Nusa Sanjaya namu masih bisa di dengar oleh ketiga lainnya.

"Cih, muka kek kodok aja bangga" cibir Restu Nusa Sanjaya.

"Sudah-sudah kalian semua ganteng, siapa dulu ayahnya" Reno--ayah dari pemuda disana membanggakan dirinya sambil menyugar rambut kebelakang.

"Jangan lupa kalian nurun ke gantengan dari siapa, kalo bukan dari opah" hendra--opahnya pun tak mau kalah.

Sementara ketiga nya hanya memutar matanya jengah, mendengar lontaran sang opah juga seorang ayah itu.

Abi, yuda, dan roni memutuskan untuk ke kantin. Persetan dengan hukuman yang tinggal setengahnya lagi itu. Yang terpenting sekarang adalah kondisi abi, nafas Abi tadi sudah terengah-engah di tambah muka nya pucat.

Jelas saja, abi dari tadi pagi belum sarapan. Jangan kira pas di ruangan mewah tadi Abi makan, karena jawaban nya sudah pasti tidak.

Abi bukan sembarang orang yang suka comot ambil seenaknya, dia tipe orang yang pemikir  apalagi yang di temui nya itu orang asing.

"Makan bi, muka lo pucet tuh" ujar yuda, meletakkan mangkok mi dan botol mineral di depan Abi.

"Belum sarapan gue hehe"

"Iya makanya makan, tuh udah gue pesenin"

"Bayarin ya"

"Kaya ga biasa aja lo heran gue"

Abi tak menjawab lagi, tangan nya malah mengambil gelas es teh milik Roni dan meminumnya hingga tertinggal es batu nya saja.

"Sialan lo bi, gue baru nyruput doang itu es" protes Roni menggeplak kepala abi.

"Duh, pala adek sakit kan di geplak gini" Abi mengelus kepala yang di geplak Roni tadi sambil memanyunkan bibirnya.

"ABI, YUDA, RONI SEDANG APA KALIAN!"

sontak ketiga nya menegang, mereka hapal suara ini. Ini suara si guru BK.

"Mampus" lirih Abi

"Duh gimana ini" panik Roni

"Sial, hitungan ketiga,

Satu

Dua

Tiga

Lari---------" teriak yuda.

Mereka tengah berada di ruang BK, menulikan pendengaran sementara.
Malas sekali mendengar segala penuturan berulang si guru.

Apalagi si abi, dia sama sekali tak menghiraukan ceramah gurunya sama sekali.
Perutnya sakit, seperti di tusuk lalu di remas.

Jelas saja sakit, Abi belum sempat makan apapun tadi dikantin. Dia hanya meminum es teh milik roni, kemudian tiba2 si guru BK datang mengejarnya.

Poor Abi .

Kenapa gurunya juga sama sekali tidak peka dengan keringat yang bercucuran di dahi abi.

Yuda yang melihat abi meringis dengan memegang perutnya pun lantas tidak tinggal diam.

"Pak, udah dulu ceramahnya temen saya sakit" kata Yuda to the point.

Si guru melihat abi, sontak saja ia langsung khawatir dan segera menyuruh dua teman nya membawa Abi keruang kesehatan.

Abi sudah di tangani tadi oleh dokter yang kebetulan berjaga setiap hari Rabu di UKS.

"Teman kalian maag nya kambuh, tapi sekarang dia sedang tidur. Nanti kalo sudah bangun suruh makan ya" titah dokter itu pada teman abi.

"Iya dok, makasih" Yuda dan Roni masuk ke uks, mereka berdua naik ke tempat tidur kosong dan merebahkan tubuhnya di sana. Menjaga orang sakit juga butuh tenaga bukan?

Sementara, di ruangan lain seorang lelaki sedang menghadap pada 4 laki-laki di ruangan itu.

Menceritakan perihal keadaan abi tadi, dan keempatnya langsung memasang wajah khawatir.

"Kita bawa sekarang saja yah" kata Restu

"Iya nak, kita bawa sekarang adik mu pulang"



#to be continued

HASBINAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang