05

24.2K 1.8K 92
                                    

Restu Nusa Sanjaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Restu Nusa Sanjaya


Di sekolah, abi memasuki kelas nya. Ia langsung di brondong pertanyaan oleh kedua teman seperbangsatan nya.

"Anjing lo kemaren kemana, beneran diculik?!" Tanya roni dengan muka kepo nya.

"Iya woi lo kemana bgsat, gue udah kaya orang gila kehilangan anak tau gakkkk!!" Kata Yuda menggebu-gebu

"Satu2 anjing"

"Yaudh sih tinggal jawab pertanyaan tadi"

"Gue di bawa pulang"

Yuda yang mendengar jawaban abi pun dongkol setengah mati, "iya lo di bawa pulang siapa bego!"

"Ayah sama abang gue" jawab abi santai

"Lah si anjir ngelawak"

"Gue gak lagi ngelawak bego, gue serius!"

"Jadi lo ngimpi gitu?"

"Tau ah, pegel gue ngomng sama lo berdua"

Jam pelajaran pertama pun di mulai, untuk hari ini abi mencoba menjadi murid baik. Karena? Anjirlah abang kedua nya ternyata sekolah disini juga.

Apalagi tadi sebelum ia masuk kelas, abang nya sudah mewanti-wanti agar tak berulah. Kata nya kalo ia berulah, dia tak di izinkan sekolah umum.

Ketemu keluarga bukannya malah seneng ini ya malah empet. Ini itu di atur, sampe baju yang harus di pake tidur pun di atur.

Ck menyebalkan.

Jam pelajaran telah usai, abi dan sohib nya sedang ngumpul di kantin.

Di hadapan abi tersaji satu mangkok bakso api dan satu botol cola, yuda dengan seblak level 10 nya dan segelas es teh, dan roni di dengan mie kuah dower serta segelas es nutrisari jeruk nya.

Kuah bakso abi begitu menggiurkan lidah, apalagi asap yang masih mengepul memasuki indera penciuman, beuhhh mantapp.

Tak tunggu lama, abi membelah bakso besar yang berisi cabai-cabai pedas itu. Ia menyendokkan bakso yang sudah di potong dengan kuah merah nan pedas nya itu ke mulut.

Satu sendok, dua sendok masuk kedalam mulutnya, tapi saat suapan ketiga...

Prang

Sendok melayang, abi ingin menatap nyalang dan menabok orang yang berani menghempaskan sang sendok saat dirinya asik menikmati bakso. Tapi abi urungkan, ia malah nyengir sambil garuk belakang kepala nya.

"Enak bakso nya hm?" Tanya restu santai di ikuti nada penekanan di kata akhir.

"Enak bang, abang mau? Bentar gue ambil sendok lagi"

Sebelum beranjak untuk mengambil sendok baru, tangan abi di cekal restu kemudian di tarik kencang untuk mengikutinya.

Sementara yuda dan roni, saling tatap dengan wajah bingung dengan drama yang baru saja terjadi.

"Siapa anjir, main bawa temen kita aja" ujar Roni

"Kaya nya gue pernah liat deh tuh orang"

"Bego! Jelaslah, orang dia murid sini juga"

Abi di seret keruangan pribadi keluarga sanjaya, iya sekolah ini adalah salah satu aset dari keluarga sanjaya.

Disana Abi di suruh makan, tapi makanan nya tak senikmat bakso nya tadi.
Di meja sudah terisi berbagai macam potongan buah dan satu kotak besar salad sayur yang di hiasi saus mayo.

Entahlah, Abi melihatnya saja sudah mual. Jadi ia hanya mencomot buah2an nya saja.

"Salad sayurnya dimakan dek" ujar restu

Abi mendengus, "ogah gue bukan kambing"

"Tapi itu sehat loh dek"

"Bodo bang, gue gasuka yang ada gue muntah kalo makan gituan"

"Yaudah.. yaudah habisin buahnya"

"Oh iya, inget jangan makan bakso pedes gituan lagi dek! Inget lo kan punya maag"

"Ck, iyee"

"Kalo abang tau sekali lagi, abang bakal bilang ke bang Arga"

"Dasar tukang ngadu!"

"Abisan adek abang nakal sih" ujar restu kemudian mencubit gemas pipi adiknya.

"Sakit bego!"

Restu menyentil pelan mulut adiknya. Kebiasaan itu mulut gada manis-manisnya.

Abi memajukan bibirnya dengan sorot mata tajam, kesal dia sangat kesal. Tapi bukan nya membuat restu takut, malah ia tertawa keras.

Hening sesaat, setelah abi menghabiskan setengah dari buah2an itu. Hingga..

"Dek, kata ayah besok mau jemput bunda"

Seketika wajah abi berubah sendu, jadi mereka belum tahu kalo bunda sudah lama pergi.

Abi menunduk, hari ini dirinya kembali di ingatkan oleh kepergian sang bunda.

"Dek, lo kenapa?"

"Bunda masih tinggal bareng paman dan bibi kan?"

Abi diam, sama sekali tak berani berbicara. Ia masih sibuk dengan perasaan kehilangan nya.

"Bang, bundaa...."



#to be continued

Jangan lupa vote dan komen wahai para readers yang budiman dan baik hati.

HASBINAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang