Seperti sudah menjadi paket lengkap bagi semesta.
Setelah badai akan datang pelangi, dan begitu pun sebaliknya.
Seperti yang di rasakan keluarga Sanjaya saat ini, baru saja mereka mendapat pelangi berkat senyuman dan keceriaan si bungsu Kembali, namun pagi ini mendung Kembali menyapa.Pagi subuh tadi, abi drop dan langsung di larikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan intensif. Di depan ruang emergency, dapat di lihat reno duduk dengan tangan bertaut gelisah. Restu tak berhenti berjalan mondar-mandir dengan bibir senantiasa menggumamkan doa untuk keselamatan sang adik di dalam sana. Dan arga, duduk termenung dengan raut tak terbaca namun masih bisa terlihat raut kekhawatiran disana.
Hingga 1 jam berlalu, akhirnya pintu kaca di depan mereka terbuka menampakan wajah lelah dokter sekaligus sahabat reno.
“gimana keadaan anak gue, jun?” reno menghampiri sang dokter, mencengkram bahu juna menuntut jawaban.
“tenangin diri lo, dan sebaiknya kita bicarain kondisi anak lo di ruangan gue”
Kini kedua nya tengah duduk di ruangan sang dokter,
“minum dulu” juna menyodorkan segelas air putih yang ia ambil untuk keluarga pasien sekaligus sahabat nya itu.Reno mengambil gelas lalu meneguknya hinga tandas,
Tuk’
Suara gelas beradu dengan kerasnya meja kaca menjadi pertanda untuk juna melanjutkan pembicaraan, “kondisi abi sebenarnya gak stabil, anak lo butuh secepatnya operasi dan pendonor”
“bahkan tadi, kalau saja kalian telat membawa nya kesini untuk mendapat penanganan intensif bisa saja nyawa nya tak akan terselamatkan. Saturasi oksigen nya terlalu rendah, dan itu bisa berakibat fatal pada organ vital lain nya”
Reno terdiam dengan segala penjelasan juna, ia merasa gagal menjaga sang buah hati. Padahal waktu yang mereka miliki bahkan belum lama.
“tolong lakukan yang terbaik untuk anak gue, jun. bahkan gue belum lama merengkuh nya tapi mengapa takdir sebegininya” ujarnya, dengan kepala tertunduk dan mata berembun. Reno belum siap merasakan kehilangan lagi, sungguh.“ratih, ku mohon izinkan aku merengkuh abi lebih lama lagi” batin nya.
Juna menepuk pundak sahabat guna menyalurkan kekuatan, “gue percaya anak lo kuat, maka nya lo juga harus percaya sama anak lo juga”
....
Restu masih memandangi sang adik dari balik kaca ruang ICU, tadi selepas penanganan di ugd abi harus di rawat secara intensif guna memantau kondisi nya yang naik turun secara cepat. Sementara arga, ia sedang duduk sembari menatap lurus ruang ICU.
Tak lama setelah itu,
reno datang Bersama juna.“jun, gue boleh liat anak gue kan?” tanya nya
Juna mengangguk,
“boleh, tapi cuma satu orang”
Reno memasuki ruangan dingin dimana sang putra terbaring dengan banyak alat di tubuh nya, mata reno berembun membentuk kristal bening hingga berjatuhan.
Dada nya menyesak seperti terhimpit batu nan besar, melihat bungsu nya pasti kesakitan segala alat-alat yang berada di tubuhnya sekarang. Ia mengingat ucapan juna tadi,
KAMU SEDANG MEMBACA
HASBINAKA
Novela Juvenil"Bun, Abi udah ketemu ayah" "Gak nyangka abi juga ternyata punya abang"