27

7.4K 768 51
                                    


Sorry for typo, happy readings...



Pintu ruang ICU masih tertutup rapat, Reno terduduk lemas dilantai dingin dengan mata yang terus saja mengalirkan bulir bening.
Tangan nya gemetar dengan noda darah yang sudah mengering, bahkan kemeja biru nya sudah bercampur darah.

Tak lama langkah kaki bersautan, Arga dan restu datang dengan wajah khawatir. Reno menghapus air matanya, setelah kedatangan kedua anaknya.

"Yah, adek kenapa? Itu d-darah apa?" Restu sudah menangis, segala kemungkinan buruk ada di kepalanya setelah melihat tangan sang ayah penuh noda darah.

Reno bungkam, lidahnya kelu kepalanya memutar bayangan saat tadi ia menemukan Abi dalam kondisi tak sadarkan diri dengan darah yang lumayan banyak dari kepalanya. Bahkan denyut anaknya nyaris tak terdeteksi.

Reno berteriak meminta bantuan medis, hingga kemudian dokter datang dan membawa Abi ke ruang ICU.

Ia belum tau kondisi anaknya saat ini, hampir satu jam menunggu tapi belum ada yang keluar dari ruangan yang begitu mencekam itu.

"Yah, adek baik-baik aja kan?" Kini giliran si sulung yang bertanya.

Tanpa aba-aba Reno memeluk keduanya, restu menangis disana.

"Adek bakal baik-baik aja, adek kuat" hanya sebuah kalimat penenang, namun hatinya berbanding kebalikan.

"Hiks tapi itu darah apa? Adek nggak mungkin baik, sementara ayah aja keliatan nya gak baik. Restu mohon kasih tau aku yah" restu diliputi perasaan tak enak, sedari di sekolah pikiran nya hanya pada Abi.

"Kita duduk dulu, nanti ayah ceritakan" mereka bertiga duduk di kursi tunggu, Arga sedari tadi diam ia ingin mendengar kejelasan nya dulu dari sang ayah.

"Ini salah ayah, kalo aja ayah tadi nggak ninggalin adek lama mungkin kejadian ini gak akan ada" Reno kembali menatap telapak tangan nya, "ayah datang setelah membawa makanan pesanan adek, tapi yang ayah temuin malah bukan senyuman adek yang lagi nungguin makanan nya Dateng, justru ayah malah nemuin adek kalian yang hampir aja kehilangan nyawanya dengan darah dari kepalanya" Reno menunduk tangan nya kembali bergetar


Setelah mendengar cerita Reno, restu menangis sejadinya. Bahkan Arga nampak menatap kosong, apa yang terjadi kenapa harus adiknya. Siapa yg dengan tega melukai kesayangan mereka.

"Apa ayah tau pelakunya?" Tanya Arga datar, bahkan tangan nya sudah terkepal erat.

"Belum, tapi ayah sudah menyuruh anak buah ayah menyelidiki nya"

Pintu ruang ICU terbuka seorang suster keluar, "maaf dengan keluarga pasien Abi?"

"Saya, adik saya baik-baik aja kan sus?" Tanya Arga berdiri di depan suster kemudian disusul dua lainnya.


"Pasien kehilangan banyak darah, kebetulan stok rumah sakit sudah tidak ada. Apa ada dari kalian yang bisa mendonorkan darah?"


"Saya dok, ambil sebanyak-banyak nya asal adik saya selamat" ucap restu


"Apa mas bergolongan darah AB?" Tanya suster


Seketika wajah restu menyendu, golongan darahnya berbeda. Abi memiliki darah yang sama dengan sang bunda, dan diantara mereka bertiga hanya Arga yang dapat mendonorkan darahnya.


"Kalo begitu ambil darah saya sus" kata Arga, darahnya dan sang bunda sama. Berbeda dengan sang ayah dan restu.


"Baiklah, tapi kemungkinan masih butuh satu orang lagi apakah ada kerabat lain yg memiliki golongan darah yang sama?"


HASBINAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang