Bagian 3

193K 6.5K 34
                                    


Tok..tok..tok

"Dira kamu lagi ngapain di kamar mandi lama banget?"tanya seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Dira.

Sedangkan Dira masih duduk bersimpuh di dalam kamar mandi dengan air mata yang mengalir deras karena mengingat kejadian itu. Dira lantas dengan terburu-buru menghapus air matanya.

"Sebentar lagi Bu,"ucap Dira.

"Ya udah jangan lama-lama ya ibu mau mandi,"ucap ibu Dira kemudian pergi dari sana.

Rumah Dira memang mempunyai dua kamar mandi tapi yang satunya ada di luar dan yang sering di gunakan adalah kamar mandi di dekat dapur ini.

Dira kemudian berdiri dan mencuci mukanya, dia melihat wajahnya di pantulan cermin.

"Nggak mungkin, aku pasti hanya masuk angin, nggak mungkin dia hadir,"ucap Dira sembari mengelus perutnya dengan samar.

"Aku harus memeriksanya,"ucap Dira, kemudian Dira mengelap mukanya dengan waslap, ia harus segera keluar sebelum ibunya datang kembali, jika ibunya datang sudah pasti ibunya akan menanyainya macam-macam karena wajahnya saat ini tertera sekali habis menangis.

Dira membuka pintu kamar mandinya dengan perlahan, ia melihat ke kiri dan ke kanan saat merasa aman tidak ada orang ia lantas berjalan cepat menuju kamarnya.

Dira membuka pintu kamarnya dan langsung menguncinya.

"Aku harus ke apotek, tapi aku harus mencari alasan apa pada ibu,"gumam Dira.

Walapun ia percaya bahwa ia tidak hamil tapi perasaannya saat ini masih tidak tenang, jika ia sudah membuktikannya dengan mengecek dan tau hasilnya negatif ia baru merasa sedikit lega.

Dira tersenyum saat mendapatkan ide, ia lantas berjalan ke arah lemarinya dan berganti pakaian, ia hanya menggunakan rok panjang di bawah lutut dan kaos polos berwarna putih yang di masukan ke dalam rok nya.

Dira kemudian berjalan menuju meja riasnya dan memakai bedak untuk menyamarkan wajahnya yang terlihat sembab lalu memakai lip balm dibibir merah mudanya supaya tidak terlihat pucat.

Dira selanjutnya keluar dari kamarnya dan menemui ibunya yang sedang duduk di teras depan.

"Dira mau kemana?"tanya ibu Dira.

"Mau ke rumah Fanny Bu, bolehkah?"tanya Dira.

"Boleh, tapi jangan kemalaman pulangnya ya,"balas ibu Dira.

"Iya, ya udah Dira berangkat ya Bu,"Dira kemudian mencium tangan ibunya dan pergi hanya membawa dompet kecil yang berisi uang dan sebuah masker.


__

Dira sudah sampai di apotek, ia menutup mukanya dengan masker karena takut mbak-mbak apotek itu mengenalinya karena memang setiap warga disini hampir semua mengenali dirinya.

"Mbak saya mau beli testpack,"ucap Dira.

"Yang merek apa mbak?"tanya mbaknya.

"Terserah mbak yang penting akurat, saya beli dua ya mbak,"ucap Dira kembali.

Mbak-mbak apotek itu lalu mengambil testpack nya kemudian membungkusnya dengan kantong plastik.

"Semuanya berapa mbak?"tanya Dira.

"Total 72 ribu mbak, yang merk satunya ini lebih mahal dan saya jamin lebih akurat,"ucap mbaknya.

Dira mengangguk kemudian mengeluarkan uang seratus ribu dari dompetnya dan membayarnya.

"Ini mbak kembaliannya."

"Terima kasih," Dira lalu pergi dengan membawa testpack tersebut. Dira menghampiri sepeda onthel nya dan menaruh testpack nya di dalam dompetnya supaya tidak ketahuan oleh ibunya, Dira kemudian mengayuh sepedanya untuk pulang ke rumah.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang