bagian 39

95K 3.9K 212
                                    









7 hari kemudian.

Tepatnya seminggu setelah kelahiran si kembar keluarga Aldan mengadakan acara syukuran atas kelahiran si kecil dan juga acara pemberian nama.

Yang Aldan undang hanya sebagian teman dekat dan juga rekan kerja, Aldan sengaja tak mengundang banyak orang karena kasian juga anaknya masih kecil takutnya jika ada banyak orang anak-anaknya akan merasa tak nyaman. Aldan juga  melarang wartawan yang ingin meliput acara di rumahnya ini karena ini adalah acara privasi dan Aldan belum mau foto anak-anaknya tersebar di media sosial ataupun televisi.

"Selamat ya bos! Udah jadi bapak aja," ucap Marco sembari bersalaman dengan Aldan.

"Hem..." hanya jawaban itu yang di berikan oleh Aldan.

"Ya elah jawabnya cuma hem... ngucapin sama-sama kek, apa susahnya sih," sindir Marco.

"Iya sama-sama."

"Si kembar mana kok belum di keluarin Al?" tanya Arsen yang datang bersama istri dan sepupunya atau teman Dira yang namanya Fanny.

"Masih di dalam kamar lagi di dandani sama istriku," jawab Aldan.

"Ya sudah kalian nikmati dulu ya hidangan yang ada, saya akan menemui istri saya dulu."

"Om, aku boleh ikut?" tanya Fanny.

"Di sini aja, nanti Dira juga ke sini," ucap Aldan. Aldan hanya tak suka ada orang lain memasuki kamarnya kecuali keluarganya sendiri baru boleh.

"Baik om"

Aldan bergegas pergi menuju kamarnya untuk melihat Dira sedang apa. Tak apa meninggalkan para tamu undangan karena di sana sudah ada Liana dan juga orangtua Dira yang menemani para tamu.

"Sayang udah selesai?" tanya Aldan sembari membuka pintu.

"Selesai apanya mas, baru di pakaian baju udah ngompol terus nangis dan terpaksa ganti lagi popoknya" ucap Dira.

Aldan yang melihatnya terkekeh kecil, tapi kasian juga.

"Mas kan udah nyaranin kamu buat pakai baby sitter tapi kamu nggak mau, sekarang kamu kerepotan sendiri kan?"

"Aku nggak suka aja mas anak aku di pegang sama orang lain, entahlah bawaannya nggak nyaman aja," ucap Dira.

Aldan berjalan menghampiri Dira dan mengecup bibirnya dengan lembut.

"Ya sudah kita berbagi tugas aja ya mulai sekarang buat urus anak-anak."

"Sekarang biar mas aja yang gantiin popok anak kita, kamu siap-siap aja karena sebentar lagi acara mau di mulai."

Dira mengangguk, Dira lalu menuju walk in closet untuk berganti pakaian.

Sedangkan Aldan mulai mengganti Popok putranya.

Sedangkan putrinya tampak sudah tertidur anteng di sebelahnya, tapi berbeda dengan putranya yang kini tampak masih membuka matanya walaupun masih sipit belum lebar.

Aldan sudah bisa mengganti popok walaupun melakukannya dengan begitu pelan dan sangat berhati-hati seakan takut anaknya nanti kenapa-kenapa. Aldan sudah banyak belajar untuk merawat bayi tapi ada yang Aldan belum terlalu bisa dan masih takut untuk melakukan sampai saat ini yaitu membedong bayi dan juga memandikannya, Aldan belum bisa melakukan itu.

"Udah siap nak, jangan ngompol lagi ya," ucap Aldan.

Aldan terkekeh melihat putranya ikut tertidur, begitu gampang ternyata anak bayi untuk tidur, pria itu kemudian mencium pipi kedua anaknya bergantian.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang