Pagi hari Aldan sibuk menemani Dira di ruang keluarga, pria itu tak pernah sekalipun meninggalkan Dira sendiri.
Saat ini Aldan tengah membantu Dira memotong kuku kakinya yang sudah tiga Minggu lebih tidak di potong membuat Dira merasa risih. Dira merasa was-was sendari tadi, masalahnya ia takut aldan memotong kukunya terlalu dalam kan akan terasa sakit nanti.
"Sayang, relax aja," ucap Aldan sambil tersenyum lebar. Lucu sekali wajah istrinya tampak tegang.
Padahal sebetulnya Aldan sudah menyarankan Dira untuk manicure padicure saja di rumah dan akan Aldan panggilkan pelayanannya untuk datang ke rumah, tapi Dira tidak mau, alhasil Aldan sendiri yang membersihkan kuku Dira karena kasian juga melihat istrinya yang tampak kesusahan.
"Sayang nanti kita periksa lagi ya? Dokter sudah hubungi mas tadi dan kamu di suruh untuk cek up lagi."
Dira mengangguk.
"Selamat pagi menantu mamah." sapa Liana yang datang dengan membawa troli dorong berisi beberapa belanjaan.
"Pagi mah. Mamah pagi sekali sudah belanja."
Liana menghampiri Dira dan mengecup keningnya, membuat Dira tersenyum lebar.
"Mamah belanja ini semua semalam. Tapi karena mamah pulangnya kemalaman jadi mamah pulang ke rumah mamah sendiri deh."
Liana menatap Aldan yang masih fokus memotong kuku kaki Dira. Liana senang anaknya mulai pengertian dan tau seberapa susahnya wanita hamil besar melakukan ini itu.
"Mamah punya sesuatu buat kamu Dira, dan juga buat cucu-cucu mamah tentunya," ucap Liana.
Liana lalu menurunkan belanjaannya dari troli dan di taruh di atas meja.
"Nih mamah belikan kalung berlian buat kamu," ucap Liana sembari membuka kotak berisi berlian itu.
Dira menutup mulutnya sendiri, ia tidak percaya Liana membelikan kalung berlian yang begitu indah.
"Suka nggak nak? Kalau nggak suka nanti mamah belikan lagi."
"Eh suka mah," jawab Dira sampai tak bisa berkata-kata.
Liana tersenyum senang. "Besok kamu bisa pakai saat sudah lahiran ya?"
Dira mengangguk.
"Ngomong-ngomong harganya berapa itu mah?" tanya Aldan.
"Cuma 345 juta," jawab Liana.
Dira meneguk ludahnya sendiri mendengar nominalnya.
"Oh ya mamah juga punya sesuatu lagi buat kamu nak."
Liana mengambil sebuah tas dengan merek terkenal dan juga lima pasang dress dengan 5 pasang high heels ya serasi dengan dress-nya.
"Semua ini buat kamu, mamah suka yang udah mamah belikan buat kamu. Mamah yakin semua ukurannya pasti pas dan cocok di pakai olehmu."
"Iya mah bagus semua," ucap Dira dengan senyum senang.
"Tapi kamu udah punya baju banyak kan sayang?" tanya Aldan pada Dira.
Dira mengangguk.
"Lalu apa salahnya Aldan? Wanita itu walaupun baju sudah banyak tetap butuh baju lagi untuk berpergian. Rasanya risih kalau keluar pakai baju yang sudah pernah di pakai, benar nggak sayang?" tanya Liana.
Dira hanya mengangguk saja, padahal dirinya tidak seperti itu. Ia memakai baju bukan karena merasa risih menggunakan baju yang sudah pernah terpakai tapi ia memakai baju memilih yang nyaman saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamil Anak Tuan Ku ✓
RomanceAcara kelulusan sekolah membawa masalah dalam kehidupan Dira. Mulai dari di perko*a oleh orang tak di kenal hingga hamil di luar nikah. Untuk menutup aib keluarganya, Dira pergi ke kota untuk merantau. Di sana Dira bertemu dengan seorang pria tamp...