bagian 26

91.6K 5.1K 140
                                    







Flashback

"Aldan temani aku cek up kandungan yuk, selama ini kamu nggak pernah loh antar aku buat cek up."

"Kau punya kaki kan pergi aja sendiri nggak usah manja!"

"Padahal aku ingin di temani oleh suamiku kaya ibu hamil yang lain," ucap wanita itu sambil tersenyum miris.

"Baiklah, aku akan berangkat sendiri. Tapi sebelum aku pergi aku minta satu permintaan, apa kamu mau mengabulkan?" tanya wanita itu.

Aldan mengalihkan pandangannya untuk menatap wanita itu, wajah wanita di depannya ini nampak bersinar dan cantik.

"Apa yang kamu minta Vanya?" tanya Aldan dengan suara lembut tidak ketus seperti tadi.

Vanya di buat tersenyum mendengar suara lembut suaminya.

"Aku cuma mau minta cium anak kita sebelum aku pergi," ucap Vanya sembari mengelus perutnya.

Aldan hanya terdiam menatap perut Vanya, Vanya yang melihatnya tersenyum kembali. Vanya sudah tau Aldan pasti tidak mau mengabulkan permintaannya.

"Ya udah nggak usah di cium nggak apa-apa, aku tau kamu pasti jijik ya punya istri pembantu kaya aku," ucap Vanya dengan suara parau.

Aldan langsung berjongkok didepan wanita itu, dengan tangan yang gemetar Aldan mengelus perut buncit Vanya yang tengah hamil 5 bulan ini. Aldan merasa terharu saat merasakan gerakan kecil yang di buat anaknya di dalam sana. Setetes air mata jatuh di pipi Aldan ini adalah pertama kalinya ia menyapa anaknya di dalam sana.

Aldan mendekatkan wajahnya dan mencium perut Vanya dan itu berhasil membuat Vanya menangis terharu tapi segera ia hapus air matanya karena ia tidak pernah menangis di depan suaminya.

"Anak kita pasti senang di cium oleh ayahnya walaupun tidak secara langsung."

Aldan melepaskan ciumannya dan menghapus air matanya, ia tidak ingin ketahuan menangis oleh istrinya ini.

Aldan lalu berdiri dari jongkok nya dan menatap Vanya.

"Kamu nggak mau cium aku juga?" tanya Vanya.

"Kamu jangan cium aku saat aku sedang tidur, ngga terasa tau hehehe," kekeh Vanya.

Bagaimana bisa dia tau kebiasaan ku yang menciumnya saat dia sedang tidur, batin Aldan.

"Aku pengin kamu cium aku sekarang waktu aku sedang bangun."

"Kamu maksa?" tanya Aldan dengan wajah datar.

"Iya."

"Baiklah." Aldan menarik pinggang Vanya supaya mendekat dan ia langsung mencium kening Vanya sedikit lama.

"Kamu tau aku mencintaimu Aldan," ucap Vanya dengan pipi bersemu merah.

Vanya lalu pergi meninggalkan Aldan karena ia terlalu malu.

"Aku juga mencintaimu Vanya" gumam Aldan.

Aldan mengingat segala perhatian Vanya selama ini padanya, walaupun ia selalu bersikap ketus tapi Vanya selalu perhatian padanya bahkan ia tidak pernah melihat ada cairan bening yang terjatuh di pipi wanita itu, istrinya itu memang wanita yang kuat.

"Aldan, mamah tau kamu mulai menyadari jika kamu mencintai Vanya. Sebaiknya kamu segera mengungkapkan perasaanmu itu pada Vanya dia pasti akan sangat bahagia mendengarnya," ucap Liana yang dari tadi memperhatikan mereka dari balik pintu ruang kerja Aldan.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang