Bagian 8

130K 6.6K 231
                                    


"Jadi bagaimana apa kamu sudah siap untuk bekerja?"tanya Aldan yang sedang duduk di sofa ruang keluarga, Aldan menatap wanita berperut buncit yang tengah berdiri di hadapannya.

"Sudah tuan. Saya sudah bisa bekerja sekarang, kan?"tanya Dira dengan wajah berseri-seri.

Aldan hanya menganggukkan-anggukan kepalanya dengan santai.

"Benarkah! Terima kasih tuan,"ucap Dira dengan semangat.

"Kalau begitu saya permisi tuan,"pamit Dira sembari melangkahkan kakinya ingin meninggalkan ruang keluarga dan mulai bekerja.

"Tunggu! Kamu mau kemana?"pertanyaan Aldan membuat langkah Dira terhenti dan wanita itu lalu berjalan menghampiri Aldan kembali.

"Ada apa tuan?"tanya Dira.

"Saya belum bilang kan apa pekerjaanmu disini?"tanya Aldan.

Dira hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu ingin tau kan pekerjaanmu apa?

"Mau tuan,"jawab Dira.

Dira berdoa semoga saja pekerjaannya tidak terlalu berat dan tuannya mau memperkerjakan dirinya sesuai porsi dia sekarang yang tengah berbadan dua.

"Baiklah, kamu ada 7 pekerjaan di rumah ini,"kata Aldan.

Dira melongo kaget mendengarnya. Tujuh pekerjaan!  Yang benar saja
kenapa banyak sekali, jangan-jangan mencuci mobil juga ada dalam list pekerjaan itu.

Aldan hanya tersenyum melihat wajah Dira yang terlihat shock.

"Pekerjaan yang pertama kamu harus memasak hanya untuk saya dan juga untukmu hanya berdua saja oke. Jadi jangan terlalu banyak jika memasak dan jika kamu sedang tidak enak badan kamu bisa meninggalkan pekerjaan ini."

"Yang kedua kamu datang ke kamar saya dan bersihkan tempat tidur saya setiap pagi hari."

"Yang ketiga persiapkan semua kebutuhan saya saat saya akan pergi ke kantor, seperti baju, jas dan lain sebagainya."

"Lalu yang ke empat pijat saya jika saya terlihat lelah setelah pulang kerja."

"Yang ke lima kamu harus mau jika saya ajak kamu kemanapun itu."

"Yang ke enam siapakan air hangat jika saya akan mandi pagi hari.
Dan untuk yang terakhir saya tidak bisa mengatakannya sekarang, mungkin suatu hari nanti,"ucap Aldan lalu menghentikan ucapannya.

Dira hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja sendari tadi.

Semua pekerjaan itu adalah pekerjaan yang begitu ringan menurut Dira bahkan sangat ringan.

Dia kira tugasnya seperti menyapu rumah yang besar ini, mengepel, dan juga membersihkan mobil, tapi ternyata hanya seperti itu. Astagah begitu beruntungnya dia memiliki majikan yang begitu baik.

"Jadi bagaimana kamu setuju dengan itu semua? apa kamu ingin protes mungkin karena merasa keberatan."tanya Aldan.

"Saya sangat setuju tuan,"jawab Dira.

"Baiklah jadi sekarang kamu bisa mulai berkerja, persiapkan baju kantor saya dan lain-lainnya di kamar. Nanti jam 8 saya akan pergi ke kantor,"perintah Aldan.

"Baik tuan,"ucap Dira sambil mengangguk, lalu dia berjalan menuju kamar tuannya yang berada di lantai dua.

Aldan menatap Dira yang sedang menaiki tangga.

"Sepertinya aku harus ambil tindakan."gumamnya.

"Bibik!"panggil Aldan kepada pembantu rumah tangga yang sedang membereskan meja makan bekas di gunakan untuk sarapan tadi.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang