Bagian 13

112K 5.9K 196
                                    

Dira terbangun dari tidurnya ia mengucek matanya perlahan wanita itu kemudian menatap sekelilingnya, ternyata dirinya masih berada di kamar tuannya.

Dira meraba-raba perutnya ia merasa memegang sebuah tangan yang melingkar di perutnya, segera Dira menatap ke bawah melihat tangan siapa yang memeluknya.

Dira yakin seratus persen jika ini adalah tangan tuannya, Aldan.

Dira juga merasakan hembusan nafas di lehernya.

Apa-apaan ini! Kenapa tuannya tidur dengannya, dan pakai segala memeluk lagi.

Dreett... dreett.

Entah ponsel milik siapa yang bergetar di atas nakas, Dira berusaha mengambilnya dengan susah payah karena Aldan memeluknya begitu erat, dan ia juga merasa tak enak jika menyuruh Aldan untuk bangun.

"Ternyata ponselku,"gumam Dira, di layar ponselnya tertera nama ibu disana.

Ada apa ibunya telepon pagi-pagi sekali apakah ada masalah, Dira segera mengangkat teleponnya.

"Halo ibu,"sapa Dira dengan suara lirih takut tuannya bangun.

"Halo nduk, maaf ya ibu telepon kamu pagi-pagi sekali."

"Nggak papa Bu, ada apa?"tanya Dira.

"Ayah sakit Dira dan sekarang dia berada di rumah sakit,"jawab ibunya Dira.

Dira langsung membekap mulutnya sendiri setelah mendengar perkataan Santi, ayahnya sakit saat ini dan ia tidak berada disampingnya.

"Ayah sakit apa Bu?"tanya Dira dengan begitu khawatir.

"Asam lambungnya naik nduk."

"Ya Tuhan, Dira pulang ya Bu?"ujarnya.

"Jangan nduk, ibu nggak mau kamu kelelahan bolak-balik ke desa, lagian kamu baru bekerja satu minggu kan nggak enak sama majikan kamu."

"Tapi bu–"

"Tidak Dira! Ibu telepon kamu sebenarnya itu mau—"Santi terdengar menghentikan perkataanya, Dira yakin ibunya sedang ragu-ragu untuk mengatakannya.

"Apa ibu perlu uang untuk membayar pengobatan ayah?"tanya Dira

"Em ya nduk, tapi kalau kamu nggak punya ibu akan cari pinjaman saja disini,"jawab Santi dengan cepat.

Dira terdiam, ia juga tidak memiliki uang, semua uang sakunya ia transfer kepada orangtuanya 4 hari yang lalu, karena ia merasa tidak terlalu butuh uang itu.

Dan saat ini Dira tidak memiliki uang sepeser pun, tapi jika ia bilang pada ibunya tidak memiliki uang, ia merasa kasian melihat orangtuanya harus mencari pinjaman di luaran sana. Ia harus apa sekarang.

"Bu, Dira nanti akan kirim uang untuk berobat ayah, pokoknya ayah harus di rawat sampai sembuh masalah biaya biar Dira aja yang tanggung,"ujar Dira.

"Terima kasih Dira, ibu udah merasa lega. Kamu bisa pinjaman dulu kan sama majikan kamu nanti ibu ganti Dira kalau kebun udah laku terjual ya. Ya udah nduk ibu tutup teleponnya ya? Ibu mau ke rumah sakit sekarang,"ucap Santi.

"Iya Bu, ibu hati-hati."

Dira meletakan ponselnya di atas nakas kembali saat teleponnya sudah di akhiri.

Perempuan itu sedang kebingungan sekarang, bagaimana ia mendapatkan uang.

"Kamu butuh uang berapa?"

Dira langsung menegang saat merasakan suara orang di telinganya.

"Eh Tuan"ucap Dira dengan gugup.

"Saya bisa membantumu mendapatkan uang."

Dira langsung mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang dan menatap tuannya.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang