Pagi-pagi sekali Dira tengah berada di kebun bunga yang sangat luas milik Aldan. Ia sedang berjalan-jalan sembari menyirami semua tanaman itu.
Hari ini adalah hari Sabtu Aldan tentu libur bekerja dan saat ini sang empunya masih terlelap di dalam kamarnya, mungkin karena kelelahan semalam habis bercinta sangat lama. Walaupun Dira juga lelah tapi ia tetap bangun pagi-pagi karena perlu memasak untuk Aldan.
Dira mematikan kran air nya karena ia sudah mulai merasa lelah menyiram. Rasanya ia tidak akan kuat jika harus menyirami taman yang luasnya hampir 8 x 12 meter ini.
Setelah mematikan kran airnya, pandangan Dira mengarah pada jejeran tanaman bunga mawar merah muda yang sangat cantik itu.
"Aku petik aja kali ya bunga mawar yang udah mekar itu dari pada nanti rontok," gumam Dira. Ia lalu memetik satu persatu bunga mawar itu dan mengumpulkannya menjadi satu ikat.
Rencananya Dira akan meletakkan bunga ini di dalam kamarnya karena bunga yang berada di vas nya sudah mulai layu.
"Dira, ayo masuk kita sarapan!" teriak Aldan dari teras rumah bagian samping.
"Iya mas!" sahut Dira. Ia berjalan melewati jajaran bunga menuju Aldan yang masih berdiri di sana menunggunya.
"Hati-hati rumputnya licin." peringat Aldan.
"Kamu ini ya memang tidak mau diam jadi orang, pakai nyiram bunga segala padahal nanti ada tukang kebun yang nyiram," ucap Aldan heran dengan Dira yang tidak mau diam.
"Daripada nganggur mas, nyari kesibukan dong."
"Mas kenapa nggak makan sendiri dulu? kan udah aku siapin sarapan." tanya Dira saat sudah berada di hadapan Aldan.
"Jika kamu tidak di suruh makan seperti ini, pasti kamu bakal lupa nanti. Ayo kita masuk." Aldan meraih tangan Dira dan membantunya untuk menaiki tangga teras.
"Kamu petik bunga mawar itu buat apa?" tanya Aldan sembari berjalan masuk ke dalam.
"Mau aku taruh di kamar."
"Ah ya ampun!"
Aldan terlonjak kaget mendengar Dira menjerit, ia menoleh ke belakang melihat Dira yang sudah berbalik badan akan kembali lagi menuju taman.
"Hei kamu mau kemana lagi?" tanya Aldan sambil menarik tangan Dira.
"Aku lupa belum petik buah apel yang ada di sana mas," jawabnya sembari menunjuk kepada jajaran tanaman buah apel di sana.
"Di dalam ada Dira nggak perlu repot-repot buat metik."
Dira menatap wajah Aldan dengan tatapan memelas.
"Yang di dalam manis nggak suka, aku pengin yang langsung dari pohon."
"Ya udah nanti aku petikan, sekarang kita makan dulu." Aldan menarik tangan Dira untuk masuk ke dalam. Sedangkan Dira tengah menggerutu di dalam hati. Padahal kan lebih bagus makan buah dulu baru makan nasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamil Anak Tuan Ku ✓
RomanceAcara kelulusan sekolah membawa masalah dalam kehidupan Dira. Mulai dari di perko*a oleh orang tak di kenal hingga hamil di luar nikah. Untuk menutup aib keluarganya, Dira pergi ke kota untuk merantau. Di sana Dira bertemu dengan seorang pria tamp...