Bagian 6

147K 7.1K 129
                                    

Seorang laki-laki dengan jas berwarna abu-abu dan kacamata hitam mengendari mobil Ferrari nya dengan kecepatan diatas rata-rata, laki-laki itu sepertinya tengah terburu-buru.

Pria itu mencoba mengambil ponselnya yang terletak di saku celananya, dan mulai mencari nama seseorang dengan sesekali melihat jalanan, untung saja jalanan saat ini sedang tidak ramai.

"Angkat bodoh!"ucap pria itu saat merasa teleponnya tidak kunjung diangkat.

"hello what's up bro"

"Kamu ada dimana?"tanya laki-laki itu tanpa menjawab pertanyaan orang yang ditelepon.

"Di apartemen bos, ada apa?"tanyanya.

"Bodoh! Hari ini kita ada pertemuan penting dengan perusahaan Leon grup, apa kamu lupa?! Saya sebagai bos mu saja sudah berada di perjalanan dan kamu masih bersantai-santai di apartemen mu. Apa kamu ingin saya turunkan pangkatmu menjadi OB, hah! Sekarang saya sudah berada di jalanan depan apartemen mu apa kamu mau saya ke sana dan langsung memecatmu saat ini juga!"marah laki-laki itu. Pria itu mendengar keributan di dalam ponselnya pasti bawahannya ini sedang sibuk bersiap-siap.

"Tenang bos dalam 5 menit saya sampai disana, ini udah di parkiran,"ucapanya sangat santai tapi nafasnya terdengar ngos-ngosan.

Telepon di matikan dan ia langsung membanting ponselnya di di jok mobil sampingnya. Dia kira memiliki sekertaris laki-laki akan lebih profesional tapi sama saja seperti perempuan ternyata.

Laki-laki itu mencoba fokus kembali pada jalanan di depannya.

"Arggghhhhh sial!"pria itu mengerem mobilnya mendadak saat melihat ada mobil yang menyebrang secara mendadak. Pria itu mengerem mobilnya dengan kuat hingga dia mendengar suara meletus dari ban mobilnya. Sepertinya mobilnya mengalami pecah ban tapi untung saja ia bisa mengerem mobilnya hingga berhenti.

"Hufft... syukurlah aku tidak mati hari ini,"ucap pria itu saat berhasil mengerem mobilnya.

"Sial! Belum bisa berkendara saja sudah sok-sokan mengendarai mobil di jalan raya."kesal pria itu, lalu pria itu keluar dari mobilnya.

"Tuan, tuan tidak apa-apa, kan?"tanya seorang warga yang menjadi saksi kejadian tersebut.

"Saya tidak apa-apa pak."

"Dimana pengendara mobil itu? saya ingin melihat orangnya."tanya pria itu kepada warga yang menanyainya tadi.

"Mobilnya masuk ke dalam parit tuan, tidak terlalu dalam sih tapi tetap butuh alat berat untuk mengangkatnya,"jawabnya.

"Saya tidak tanya keadaan mobilnya, saya tanya dimana orangnya?"tanya pria itu dengan nada dingin.

"Em itu tuan masih di dalam mobil,"jawabnya sambil menunjuk arah mobil putih yang terperosok ke dalam parit.

Pria itu tanpa berkata apa-apa langsung berlari menuju arah mobil itu, dia bukan ingin meminta pertanggungjawaban dia hanya ingin rasanya menghina penggunaan mobil itu yang sok-sokan mengendarai mobil.

Pria itu menendang seseorang bekemaja putih dan bertopi hitam yang tengah memperhatikan mobilnya yang terjun ke parit.

"Argh sialan! Beraninya kau—"laki-laki yang di tendang itu langsung melongo melihat orang yang menendangnya.

"Bos ngapain disini?"tanya pria itu sambil berdiri dari duduknya, dia lalu membersihkan tubuhnya yang kotor karena ditendang hingga tersungkur oleh bos-nya ke tanah.

"Sepertinya kamu lebih cocok bermain mobil-mobilan dirumah daripada mengendarai mobil sungguhan!"ucap pria itu dengan nada dingin.

"Bos maafin saya bos, jadi bos yang saja tabrak ya? Maafin saya bos, ini semua juga salah bos yang menyuruh saya buat cepat-cepat jadi saya tidak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas,"ucap pria itu berusaha membela dirinya.

Hamil Anak Tuan Ku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang