Saat ini Raib kembali ke aktivitas nya. Ia kini berada di butik miliknya. Tiba tiba Raib melihat laki laki yang sangat mirip dengan Ali. Laki laki itu menatap Lembut Raib.
Degh. Itu memang Ali.
" Sayang." ucap Ali menubrukkan dirinya dan memeluk erat Raib.
Raib terpaku. Air matanya mengalir Ia bahkan tak membalas pelukan yang selalu ia rindukan ini.
Ali melepas pelukannya dan menangkup pipi Gadisnya. Ali mengandeng Tangan Raib dan membawa Raib ke mobilnya.
" Sayang, Kamu salah paham. Dia bukan istri Aku." Jelas Ali sambil mengengam erat tangan Raib.
" Kamu jangan Ngelak Li. Dia lagi hamil. Kamu gak boleh jahat dengan gak ngakuin Anak kamu sendiri." Ucap Raib datar.
Ali tersenyum dan membawa tangan Raib ke dadanya.
" Kerasa sayang? Jantung ini hanya berdetak cepat jika denganmu." Ali menatap lekat wajah indah Gadisnya.
Raib balas menatap Ali. Ia memang tak menemukan kebohongan di mata Ali. Tapi mengingat apa yang Ali lakukan membuat matanya kembali basah.
" Gak ada dia sayang dihatiku. Aku mau ngajak kamu ketemu dia sekarang. kamu bisa dengerin penjelasan dia juga sayang." Ucap Ali lalu menjalankan mobilnya.
Raib diam saja. Gadis itu sedang bertengkar dengan pikiran dan hatinya sendiri. Beberapa menit kemudian Mereka telah sampai di rumah perempuan itu.
Ali mengetuk pintu dan melingkarkan tangannya di pinggang Raib.
" Eh Ali dan kamu pasti tunangannya Ali ya? Ayo masuk. Duduk, aku siapin Minum dulu." Kata Ratih meninggalkan Raib dan Ali di ruang tamu.
Raib menatap kesal sofa yang Ia duduki. Ini pasti sofa yang digunakan mereka tidur saat itu.
Ratih datang membawa 2 cangkir teh hangat. Dan duduk di depan Ali juga Raib.
" Ayo silahkan diminum." Ucap Ratih mempersilahkan Ali dan Raib.
Ali mengambil cangkir itu dan meminumnya.
" Minum dulu Sayang." Ucap Ali lembut membuat Ratih tersenyum.
" Gak usah. To the point aja." Raib menjawab dengan nada dingin.
Ratih tersenyum dan mengambil pelan tangan Raib. Raib menatap dingin perempuan yang menghancurkan hubungan nya dengan Ali.
" Ali itu cinta banget sama kamu. Bahkan waktu dia sakit hanya nama kamu yang sering Ia sebut." Ratih membuka kalimat dengan menceritakan Ali.
Raib malah menatap datar Ratih. Ia kesal Ratih sangat bertele tele.
" Oke.. Aku bukan istrinya Ali Ra. Kamu calon istrinya kan? Suami Aku baru meninggal 2 bulan lalu dan kebetulan suamiku adalah sahabatnya Ali. Ia menitipkan Aku ke Ali setidaknya sampai Aku melahirkan Anak ini. Setelah anakku dan suamiku lahir Aku tidak akan menganggu kalian lagi terutama Ali, calon suamimu Ra." Ratih menjelaskan dengan jelas membuat Raib balas mengengam tangan Ratih saat Ratih mengeluarkan air mata.
" Jangan marah lagi sama Ali ya? Ali cinta dan sayang banget sama kamu maafin Aku yang udah buat hubungan kalian renggang." pinta Ratih lembut membuat Raib menganguk dan tersenyum.
Mereka akhirnya berpelukan. Raib mengelus Punggung Ratih. Ali tersenyum, Akhirnya kesalah pahaman ini selesai juga.
" Aku kok gak dipeluk sayang?" Goda Ali saat Raib dan Ratih melepaskan pelukan mereka.
Raib tersenyum malu dan mereka tertawa bersama.