Tiba Tiba tangan Syela ditahan oleh Axel. Raib yang sudah memejamkan matanya pun terkesima. Axel adalah ketua osis Di sekolahnya yang sangat tampan ( masih tampanan Ali sih <)
Dan cerdas Namun, ia sangat dingin. Ali juga tercekat karena gerakan nya Kalah cepat dengan Axel dalam menyelamatkan Raib." ini sekolah bukan tempat berantem." ucap Axel pelan tapi menusuk. Syela yang mendengar itu Pun menunduk. Hampir semua siswa tidak ada yang berani bermasalah dengan Axel.
Selain karena Axel ketua osis yang dingin dan kejam juga karena Axel merupakan Salah satu anak dinatur terbesar di sekolah tersebut.
Ali berdehem pelan Dan mendorong lembut pungung Raib agar segera Jalan Ke kelas mereka.
" eeeh tunggu Ali.. Makasih ya Axel." ucap Raib dengan Nada ramah.
" iya" setelah itu Axel pergi menyusuri lorong sekolah.
Ali yang sedang cemburu hanya bisa mendengus pelan. Ia kesal Sekali. Seperti ada api yang menyala dihati nya ( hareudang ye bang )
Raib heran melihat ekspresi Ali dan segera menyusul Ali Ke kelas mereka.
Ali seketika bersikap dingin kepada Raib setelah kejadian itu. Raib bingung Dan masuk ke kelas karena Bel sudah berbunyi.Saat Raib duduk di bangku sebelah Seli. Ia melihat Seli terkekeh sendiri Dan membuatnya bergidik pelan.
" Sel menurutmu Ali itu kenapa? " tanya Raib penasaran
"memang nya saat menjemput mu seperti itu? " seli bertanya kembali
" Tidak hanya saja tadi ada sedikit masalah Kecil dengan Axel. " jawab Raib." Haa? Axel Serius kamu Ra? " Seli Heboh sendiri.
" iya Dia menyelamatkan ku saat hendak ditampar Syela." jelas Raib
" oooh pantes." jawab Seli
" kamu tau kenapa? Coba jelaskan Sel " ucap Raib
" iya Ali itu sedang cem.....
Ucapan Seli terpotong karena guru bahasa inggris mereka Tiba.
" nanti saat istirahat lanjutin " ucap Raib
Seli hanya menganguk.
#yeeee dobel up