"Nih Ra. " Ali menyerahkan plastik yang berisi buku yang tadi ia beli.
"Eh, kamu meminjami aku Ali? " tanya Raib.
"Tidak itu untukmu." balas Ali Santai dan kembali melihat Jalan
Raib yang mendengarnya hanya bisa mengigit bibir Dan menahan senyumnya.
"Kalau mau senyum, senyum aja Ra jangan di tahan gitu. " goda Ali.
Raib semakin Salah tingkah Dan membuat tawa Ali mengelegar.
"Terima kasih Ali." ucap Raib
"sama sama putri bulanku."
jawab Ali.
"Apansi Ali. " balas raib malu malu
Ali yang melihat itu merasa gemas. Ali sengaja mendekatkan tubuhnya ke arah Raib.
"Ali apakah Kita tidak terlalu dekat? Menjauhlah." ucap Raib.
Ali pliss ini terlalu dekat. Aku bahkan tidak bisa bernafas. Kenapa jantungku berdetak sangat kencang. Kurasa aku tidak punya riwayat jantung. Ucap Raib dalam hati.
Ali malah semakin sengaja mendekatkan tubuh mereka hingga hidungnya Dan Raib bersentuhan.
Raib pun segera memejamkan matanya. Raib merasa pasokan Oksigen nya sudah sangat menipis. Raib tidak tahan lagi ia pun mendorong tubuh Ali.
Ali yang sudah memprediksikan itu Akan terjadi hanya bisa menahan tawa nya.
"ALI! Kamu nyebelin banget." marah Raib
"Hehehe maaf Ra. Aku hanya bercanda." balas Ali sambil terkekeh Kecil.
" yasudah Sana jalankan mobilmu lagi. " ucap Raib sedikit Ketus.
"iya Ra. Jangan marah - marah nanti cepat keriput." balas Ali.
Raib yang masih merasa kesal hanya memilih untuk Diam. Dan menyenderkan kepalanya Ke kaca mobil. Ali yang melihat itu segera meraih Kepala Raib dan menaruhnya di bahunya
" Lii.. " protes Raib
" Sudah Ra, Kalau kamu Lelah bersandar saja di bahuku." ucap Ali.
Akhirnya Raib menurut saja. Ia pun Diam Danmemperhatikan Jalan sambil bersandar Di bahu Ali.
Mobil Ali terus berjalan menyusuri Jalan yang lenggang. Namun Raib merasa Bahwa Jalan yang di ambil Ali bukan Jalan yang menuju Ke rumahnya.
" Ali ini bukan Jalan Ke rumahku." ucap Raib memecah kesunyian.
"Memang bukan Ra. " jawab Ali.
" lalu kita Akan kemana lagi? Bukannya kita hanya main ke toko buku? " tanya Raib penasaran
PS: hai teman teman next part insya Allah lebih panjang. Tungguin ya.. Terima kasih telah mau membaca cerita ini
