Arabella terkejut oleh dering ponselnya sendiri, dia memang tidak pernah membuat ponselnya sepi volume ponselnya full karena dia sering teledor dan lupa menaruh ponselnya itu dimana jadi kalau dia luap dia akan meminjam ponsel orang lain lalu menelpon hpnya sendiri"Ya halo mah?" Itu telepon dari sang ibu tercinta "kenapa nelpon Ara? Nelpon keluar negeri mahal lho"
"........"
"Iya Ara tau, Ara selalu ngejaga kesehatan ko disini mah"
"......."
"Papa kemana? Ke Bogor lagi?"
Yup benar Arabella adalah orang Indonesia, ibunya yang asli tanah pribumi menikah dengan seorang pengusaha garmen dari autralia
"Iya Ara tau ko, mama tenang aja Ara bisa mengatur itu" ucapnya meyakinkan ibunda. Dengan hati terenyuh dia mematikan ponsel dari awal kuliah sampai sekarang dia belum sempat pulang ke Indonesia. Dai sangat merindukan ibunya merindukan kampung halamannya merindukan teman" yang satu frekuensi dengannya
Rasanya dia ingin menangis saja kalo bisa dia ingin sekali berteriak dihadapan wajah Adam yang angkuh dan mesum itu. Dia sering membayangkan wajah Adam yang angkuh itu menjadi pemurung dan sangat jelek membuat perasaannya sedikit membaik
Dengan berat hati dia menelungkup kan wajahnya diatas meja. Arabella benar-benar ingin menangis tapi kenapa air matanya tidak keluar Akh sial ada apa denganku gumamnya dalam hati
"Aku tidak menggajimu untuk tidur nona Arabella" suara berat seseorang mengejutkan Arabella dalam khayalannya. Dia tau itu adalah suara Adam tapi yang tidak diketahuinya adalah suara heels seorang perempuan disebelah lelaki itu. Arabella mengangkat kepalanya pelan
"Saya tidak tidur tuan" jawabnya tenang dengan senyum manis khasnya
"Lalu yang kau lakukan itu apa? Mengorok?" Ah tidak-tidak itu bukan suara Adam melainkan suara perempuan yang bersama Adam
Arabella menoleh ke arahnya lalu tersenyum "Saya bukan babi nona"
"Tentu kau bukan babi, tapi mirip" tekannya "tidur tidak mengenal tempat apalagi kalau bukan babi si pemalas" sinisnya
Arabella mengerjapkan matanya "Benarkah?" Dengan cepat dia membuka laci dan mengeluarkan cermin bulat itu dan melihat dirinya "Ah tidak nona kau keliru aku cantik bagaimana bisa mirip"
Sangat cantik! Gumam seseorang
Dengan polosnya dia malah mengulurkan cermin itu ke arah perempuan disebelah Adam. Perempuan itu mengerutkan alisnya bingung
"Sebaiknya kau bercermin nona, sepertinya kaulah yang mirip seperti babi"
Adam hanya menjadi seorang penonton.
"Apa kau bilang?!" Tanyanya gusar
"Hidung yang merah, rambut berantakan, bau ditubuhmu juga aneh nona jadi sebenarnya kau lah yang mirip babi bukan aku" jelasnya to the point
Adam berdeham pelan dan menoleh ke arah lain, sebenarnya dia ingin tertawa tapi tak mungkin dia melakukan itu karna sangat jarang orang melihat dia tertawa bahkan tidak pernah. Dia tetap mempertahankan wajahnya yang datar
Sedangkan perempuan itu wajahnya masih merah sehabis bercinta semakin seperti udang rebus, dengan geram dia menunjuk ke arah Arabella seperti ingin mencengkram gadis imut dihadapannya
"Berani-beraninya kau--"
"Hai kalian" interupsi seseorang
Semua menoleh ke arah asal suara, yang ditatap pun hanya memberikan cengiran girang ya orang itu adalah Liam. Kepala HRD yang sangat humble dan memiliki selera humor yang sangat receh

KAMU SEDANG MEMBACA
He is Crazy CEO
Romance21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa dan kata" kasar bagi kalian yang masih dibawah umur silakan menjauh dan kalo masih ingin mendekat tolong didampingi . Masih banyak kata yang berantakan. Akan revisi setelah end