Ayolah

16.2K 404 3
                                    

Bagi yang berkenan untuk vote dan komen dipersilakan

💦💦💦💦

Arabella mengaduk lasagna dihadapannya dengan suka cita, dari dulu dia memang sangat menyukai lasagna makanan Prancis yang lezat itu selalu membangkitkan selera makannya

Dia memejamkan matanya menyerap sari-sari makanan itu dengan khidmat betapa nikmatnya makanan ini untuk dilewatkan begitu saja apalagi kalo ditambah sambal terasi buatan ibunya Astaga Arabella terkekeh pelan, bagaimana mungkin makanan ini disatukan dengan sambal terasi?

"Hei kau kenapa?" Tegur Liam, heran tentu saja tidak ada angin tidak ada hujan gadis didepannya tertawa sendiri

Arabella menggeleng pelan dengan sesekali menyuap makanannya "Aku hanya mengingat masakan ibuku"

"Ibumu memasak pelawak?"

"Hah?"

"Kau bilang kau tertawa karena mengingat masakan ibumu, berarti ibumu memasak pelawak atau memasak lelucon?"

Arabella tertawa lepas, dia memang sering tersenyum manis tapi kalau tertawa itu sangat jarang dan tawa itu berbeda dengan pandangan Liam

Dia terdiam sebentar melihat bagaimana cantiknya Arabella, gigi putihnya yang bersinar bibir ranumnya yang menggoda pria mana saja ingin mencicipinya. Andaikan memang dunia bisa ditentukan oleh kita sendiri, dia akan memilih Arabella menjadi istrinya saja

"Kau pria yang lucu, Liam" puji Arabella mengedipkan matanya genit

Bisakah kalian menolong Liam saat ini? Dia sudah tidak sanggup, dipunggungnya seperti ada sayap yang membawanya terbang tinggi

"Tapi kau sangat playboy" lanjut Arabella

Gedubrak

Hei siapa yang mendorongnya dari ketinggian? Bukankah dia tadi terbang tinggi dengan bahagianya?, Astaga gadis ini cepat sekali mengubah suasana hati seseorang

"Hei aku pria yang setia" sergah Liam tak terima dikatai begitu

"Huh kau kan sama saja seperti Tuan Adam Martinez yang terhormat itu, sesama playboy" Arabella mengacungkan garpu didepan hidung Liam

Liam menyingkirkan garpu dihadapannya "Dia seorang player Bella bukan playboy"

"Apa bedanya"

"Dia hanya meniduri Mereka bukan memacarinya" jelas Liam

"Meniduri bagaimana?",

Liam tampak berfikir "Ya seperti tidur bersama"

"Untuk apa kalau hanya tidur bersama memang dia tidak bisa tidur sendiri, aku tak menyangka Pria kolot seperti tuan Adam itu sangat manja" dengan perasaan kesal Arabella menusuk" lasagna yang sudah tinggal setengah itu

Liam terperangah, padahal dengan jelas dia sudah menekankan kata meniduri itu tapi Arabella tetap tidak mengerti "Kau tak paham apa yang kumaksud bel?"

Arabella memasukkan dua suapan sekaligus kedalam mulutnya "Akwhu tawu"

"Habiskan dulu makananmu" tegur Liam lembut

Arabella menampilkan cengiran kudanya "Apakah tuan Adam sangat ketakutan sampai dia harus memiliki teman tidur"

Liam menggaruk ujung hidungnya gemas "Begini Bella mereka bukan tidur seperti yang kau pikirkan mereka tidur seperti melakukan hubungan suami istri" dengan gamblangnya dia mengutipkan jarinya seperti memberi sensor

Mata Arabella melotot "Mereka melakukan itu?" Liam mengangguk "jadi wanita yang tadi datang kekantor itu? Mereka berdua didalam kantor--"

"Iya Bel, persis seperti itu" akhirnya gadis ini mengerti juga gumam Liam

"Astaga tuhan" dia memegangi dadanya "ampunilah segala umatmu, jangan kiamat kan dulu sebelum aku menikah dan memiliki anak cucu" doa Arabella penuh ampunan

"Kau mengharapkan apa?"

"Tentu saja pernikahan dengan keluarga yang bahagia"

"Ya aku tau semua orang yang sudah dewasa mempunyai tujuan masa depan masing-masing tapi ini Newyork kota bebas, mereka tidak akan memikirkan pernikahan bel hanya bersenang-senang"jelas Liam panjang lebar

Arabella terdiam, Liam benar ini Newyork bukan Indonesia negara kelahirannya tercinta dimana semua orang mendamba"kan pernikahan yang langgeng dan bahagia

Bukan kah di Indonesia juga memiliki pepatah 'banyak anak banyak rezeki?" Eh tunggu sebentar itukan zaman dulu sekarang kan diterapkan program KB (2 anak lebih baik) astaga bel bagaimana kau bisa mempunyai 4 anak kalo begitu

Huh menyebalkan

"Kau tau Bel, ibuku bersikeras menyuruhku menikah dalam waktu dekat" lirih Liam pelan dengan nada tak semangat

Arabella bertepuk tangan riang "Aku setuju dengan ibumu Liam, lagipula kau memang sudah tua"

"Aku baru 27 tahun!" Jelas Liam tak terima

"Kau pikir itu masih muda? Kalau ditempatku itu sudah di cap sebagai bujang lapuk oleh ibu-ibu komplek" Arabella memonyongkan bibirnya

"Pantas saja disana berkembang" celetuknya membuat rasa beradu pendapat dalam diri Arabella meningkat

"Kau pikir--" baru saja Arabella menarik nafas sudah dipotong

"Sudahlah Bel, setiap negara mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing"

"Nah"

"Bagaimana kalau kau membantuku bel"

"Membantu apa?"

Dengna pelan Liam menggenggam tangan Arabella yang ada diatas meja "Jadilah istriku Bel"

Mata Arabella melongok "Kau melamarku?"

"Iya tentu"

Arabella menyentak tangannya kasar "kau gila! Aku tidak mungkin menikah denganmu"

"Kenapa tidak?", Tanya Liam frustasi

"Karna aku tidak mencintaimu"

"Cinta akan tumbuh setelah menikah Bel"

"Aku tidak Sudi Liam, lagipula kita ini teman"

"Kenapa kalau kita teman?" Liam menarik-narik rambutnya kesal

"Teman tidak saling mencintai" Arabella berdiri dan melewati Liam yang tengah frustasi begitu saja "kau membuat nafsu makanku hilang"

"Ayolah Bel, apa kau tidak kasihan kepadaku" mohon Liam dengan tatapan puppy eyes--nya

Dering ponsel membuat langkah cepat Arabella berhenti, dia merogoh tasnya "Kau diam Liam, ibuku sedang menelpon"

"Ya ha--"

"KAU DIMANA ARABELLA GUZMAN!" teriak pria diseberang sana. Membuat Arabella memejamkan matanya

Astaga tuhan ini lebih mengerikan dari aku yang menghilangkan Tupperware ibuku





****

Hai semuaaaa😍😍😍

He is Crazy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang