lupakan semua

13.9K 292 2
                                    

Happy reading😘


****

Arabella bersumpah hari-harinya tidak pernah mulus lagi setelah kejadian 'itu'. Semua menyebalkan tidak ada yang paham kalau dia butuh seseorang untuk bercerita. Sebenarnya dia juga tidak ingin hanya menunggu orang yang peka--bodoh sekali

Dia memeriksa kembali setiap berkas dan laporan yang akan dibutuhkan hari ini pasalnya pagi tadi Mark--asisten Adam menelponnya dan memberitahukan kalo mereka ada rapat mendadak dengan seorang klien yang berasal dari Jepang

Huh kenapa tidak dia saja yang menelpon, apakah dia malu? Pikirnya

Arabella mengambil ponselnya membuka kamera dan berselfie lalu meng-uploadnya ke salah satu media sosial. Baru beberapa menit fotonya sudah dibanjiri oleh like dan komen. Terutama dari teman indonesia

Ah dia sangat merindukan teman-temannya

"Nona Arabella" tegur Mark

"Astaga" tubuh Arabella melambung dia terlalu fokus pada ponselnya sampai-sampai tidak tau akan kehadiran orang lain

Mark tersenyum "Kita akan segera berangkat"

"Baiklah"

Arabella melirik ke arah pria yang berada disebelah Mark. Wajahnya dingin. Ada apa dengan pria itu? ya walaupun wajahnya memang tak pernah senyum tapi kenapa hari ini sangat buruk

Arabella membawa beberapa tumpuk map dan sebuah iPad yang akan dia butuhkan nanti. Saat Arabella mengangguk Mark mempersilakan Adam untuk berjalan lebih dulu

"Biar saya saja yang membawanya nona Arabella" ucap Mark. Melihat Arabella yang kipuh membawa barangnya

"Ah kau baik sekali Mark" Arabella tersenyum--menyerahkan tumpukan berkasnya pada Mark.

Mereka menuju tempat parkir mobil Adam berada. Hanya Adam yang duduk dikursi belakang hanya dia yang menguasai tempat itu tidak boleh orang lain

Dan sekali lagi Mark menunjukan sikap pria sejatinya. Membukakan pintu penumpang pada Arabella agar bisa masuk

"Sungguh Mark, kenapa kau baik sekali" Arabella gemas

"Karna saya seorang pria"

"Benarkah Mark, tapi tidak semua lelaki itu mempunyai sikap pria sejati dan mau bertanggung jawab" sindir Arabella telak. Ekor matanya jelas tau kalau Adam meliriknya tajam

"Berarti dia seorang pengecut" sebenarnya Mark hanya menanggapi dengan jujur tanpa tau ada sesuatu diantara dua orang itu

"Nah itu maksudku" Arabella menjentikkan jarinya "dasar pengecut"

"Apakah kita tidak akan jalan?" Ucap Adam sinis. Telinganya panas sedari tadi ucapan itu seolah pedang yang menghunus telinganya

Mereka masuk. Perasaan Arabella senang karna apapun yang membuat Adam merasa tertekan itu adalah sebuah kesenangan tersendiri untuknya

"Hei tunggu"

Mereka menoleh dan mendapati Liam sedang berlari mengejar mereka

"Kenapa kalian meninggalkan aku?" Sungut Liam

"Apakah anda penting?"

"Hei aku juga ikut andil dalam rapat ini"

"Saya sangat yakin kalau anda hanya akan merepotkan"

Pletak

Liam masuk duduk disebelah Adam untuk menjitak kepalanya. Mereka saling tidak menyukai dimanapun mereka berada tidak ada kata teman diantara mereka. Arabella tertawa

He is Crazy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang