•Latihan•

1.8K 182 24
                                        




BRAK!


Galuh menggebrak meja keras, amarahnya membuncah setelah mendengar rekaman suara yang di berikan Cahyo.

Akan menurunkan saham perusahaan dan menghancurkan keluarga Aditama, katanya?

Galuh tersenyum sinis, dia pikir semudah itu menghancurkan keluarganya dan perusahaan yang sudah susah payah ia bangun setelah mendiang papanya meninggal.

Tidak semudah itu ferguso

Bahkan sebelum keluarganya hancur, keluarga mereka yang akan lebih dulu hancur di tangannya.

"Irene, tolong telfon pengacara wong dan urus semuanya." Galuh berucap tegas.

"Baik pak! Apa masih ada yang harus saya urus selain itu?" Tanya Irene

"Tidak ada, kamu boleh keluar sekarang."

"Baik pak." Irene sedikit membungkuk pada Galuh sebelum akhirnya keluar meninggalkan Galuh dan Cahyo.

"Cahyo, lu tau apa yang harus lu lakuin kan?" Tanya Galuh, tubuhnya bersandar pada kursi kerjanya, tampangnya pongah sekali.

"Orang suruhan lu udah gue urus, tinggal tunggu kabar dari mereka aja." Jawab Cahyo yang duduk di depan Galuh.

"Bagus-bagus." ucap Galuh sambil manggut-manggut

Jangan heran jika Cahyo bisa berbicara sesantai itu dengan Galuh yang notabene-nya adalah bosnya sendiri, Karna Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak masa SMA.

"Tapi Ga, gue denger anaknya itu satu fakultas sama Yoga." Cahyo berucap setelah menyeruput kopi milik Galuh.

"Terus? Tolong ya itu nanti kopinya di ganti, bisa kena rabies gue."

"Sialan!"

"Haha"

"Tapi ini beneran lho, gue takutnya anak-anak dia malah bales dendam karna bapaknya masuk penjara." Cahyo Niatnya buat ngingetin Galuh supaya lebih hati-hati, tapi yang di kasih taunya malah cengar-cengir santuy banget, jadi pengen nampol aja rasanya.

"Alah kebanyakan baca dunia Oren lu! Santai aja kali." Ucap Galuh santai, tidak lupa menyeruput kopi hitamnya.


Tapi Cahyo tau di balik sifat bodo amatnya itu tersimpan banyak strategi untuk kedepannya.



"ANJIR GUE LUPA KOPINYA KAN UDAH DI MINUM SAMA SI TIANG, KENA RABIES DONG GUE?!!"

"GUE AMININ MAMPUS LU!"

"ANJING LU!"

Ya setelah itu terjadilah adegan baku hantam dan adu bacot mereka.











.













Devian dan Gio berada di kantin, duduk di meja pojok sambil makan bakso, minumnya es teh manis.

"Hari ini lu ada latihan ya?" Tanya Gio setelah menyeruput kuah baksonya.

Devian mengangguk sebagai jawaban, mulutnya sibuk mengunyah, hingga kedua pipinya mengembung lucu.

"Tadinya gue mau main ke rumah lu, numpang WiFi." Gio mengernyit geli melihat Devian menyuap bakso, padahal di mulutnya masih belum habis.

"Bwesok ajha"

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang