Sudah dua Minggu Devian berada di rumah sakit, dan selama dua Minggu pula Yuna dan abang-abangnya merawatnya dengan baik, bahkan ia sama sekali tidak pernah di tinggal sendiri.
Jika ingin makan atau pergi, mereka selalu bergantian menjaganya. Seperti hari ini, Devian bersama Yoga dan Joni, sedangkan yang lain tengah pergi dengan urusan mereka.
"Ian, kata mama. Ian mau di masakin apa?" Tanya Yoga duduk di samping ranjang, tangannya mengupas buah apel untuk Devian.
"Apa aja, makanan mama enak kok." Jawab Devian seadanya, matanya menatap depan dengan kosong.
Yoga tersenyum menanggapi, memotong apel yang sudah ia kupas dan menaruhnya di piring.
"Rizal sebentar lagi pulang, mau nitip batagor depan sekolah?" Tanya Yoga, lagi.
Devian menggeleng tidak mau, "gak mau, mau Izal pulang cepet aja bang, bilangin sama Izalnya." Yoga mengangguk, lalu memberi suapan apel pertama untuk Devian.
"Iya, nanti Abang bilang." Setelah Yoga berucap, tidak ada lagi sahutan dari Devian, mereka sama-sama terdiam dengan dunianya.
Sejak dua Minggu ini, Devian memang sedikit jadi lebih pendiam, tidak lagi merengek, tidak lagi tertawa receh jika ada yang mengajaknya bermain, ia hanya akan menyaut seadanya dan tertawa seperlunya.
Dan tentu itu mengusik semua saudaranya, mereka rindu dengan suara tawa Devian, mereka rindu rengekan manja serta tangisan main-main yang Devian buat. Cukup, 2 Minggu ini sudah cukup menyiksa mereka semuanya dengan heningnya Devian.
Beruntung Winata dan Rendy mendapatkan hukuman yang setimpal untuk mereka, Winata dan Rendy sudah mendekam di penjara selama lebih dua Minggu ini di dalam sel yang sama dengan Winandara, dan Narendra ia mendapat skorsing dari sekolahnya selama 1 Minggu karena sudah membantu kecurangan tim lawan.
Dan mereka tak perlu lagi mencemaskan hal-hal lain, selain keadaan sang adik, dan fokus untuk pengobatannya.
"SELAMAT SORE IAN!! Izal datang membawa dua kurcaci~"
Yoga tersentak kaget mendengar teriakan Rizal yang memasuki ruang rawat, di tatapnya kesal Rizal yang berjalan di depan bersama Gio dan Mina di belakangnya.
"Rizal berisik! Ini Rumah sakit kalo lu lupa Zal, gausah teriak!" Ucap Yoga kesal, yang di balas cengiran lebar dari Rizal.
Plak!
Gio memukul lengan Rizal kencang, "maksud lu apa bilang dua kurcaci hah?!" Ucap Gio tidak terima, termasuk Mina yang kini menatapnya sinis.
"Canda elah, baper banget!" Saut Rizal main-main, lalu melangkah lebih dekat ke arah Devian, yang tengah duduk di atas ranjang sembari menerima suapan dari Yoga.
"Ian, Izal bawa batagor, ada Gio sama Mina juga yang jenguk." Kata Rizal berdiri di samping ranjang Devian, tangannya menaruh sebungkus batagor ke atas nakas.
Devian tersenyum tipis, "makasih batagornya." Ucap Devian, jemarinya meraba pinggir ranjang untuk meraih tangan Rizal.
Rizal yang sadar lantas menggenggam tangan Devian. "Kenapa?"
"Gio-nya mana? Kok diem aja, katanya bawa Gio sama Mina..." Devian berucap pelan, tangan satunya terulur mencari keberadaan Gio dan Mina.
Gio meraih tangan itu lembut dan di genggamnya pelan. "Gio di sini... Maaf ya baru bisa jengukin Ian. Kata Bunda, nanti bunda kesini sambil bawa makanan kesukaan Ian."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITAMA • SuperM ✓
FanfictionSelamat datang di KELUARGA ADITAMA (09.01.2021) - (25.09.2021)
