•Mama•

1.4K 148 5
                                        


Devian berserta kawan-kawannya ngerencanain hang out ke mall, beli ini itu terus makan, oh tidak lupa main Timezone juga.

Dewa dan Ojin yang langsung lari ke area Timezone sedangkan Gio yang di tarik Deyun buat nemenin dia milih baju buat kakaknya, dan Devian yang nemenin Mina ke toko buku.






"Min lu mau borong apa gimana?"  Tanya Devian melihat Mina membawa 5 novel di pelukannya.

"Stok novel gue habis Yan jadi kudu beli yang baru."

"Terserah lu deh, Asal nanti jangan ngerengek ke Gue karna mata panda lu lagi."

"Apaan gak ya!"

"Terus kemaren siapa yang nelfon gue pagi-pagi ngeluh soal lingkaran item di matanya karna begadang ngabisin satu novel dalam semalam? Hah siapa itu?"

"Ish bacot!" Mina langsung meninggalkan Devian.

Devian terkekeh pelan melihat Mina meninggalkannya lantas segera menyusul Mina.

Selepas dari toko buku mereka menuju tempat makan, yang lain katanya akan menyusul nanti.

"Min, lu mesen duluan aja sekalian buat yang lain, gue mau ke toilet dulu." Ucap Devian.

"Okey!"



.





Selesai dengan urusannya Devian berjalan menghampiri yang lain, disana sudah ada Dewa juga Ojin.




Bruk!






"Aduh!"

Devian terperangah melihat siapa yang ia tabrak, jantungnya berdegup kencang ketika wanita tersebut juga menatapnya.

"Ma-ma?"

Yang di panggil lantas berdiri menatap tajam sang anak.

"Kamu! Kamu sengaja kan nabrak saya, dan bikin baju saya kotor?!" Ucap Yuna menunjuk-nunjuk Devian dengan jari telunjuknya.

Devian menggeleng ribut "gak ma! Ian bener-bener gak sengaja, Ian minta maaf–" Devian mendekat bermaksud membersihkan lengan baju sang ibu, yang terkena tumpahan minuman yang Yuna bawa, namun dengan cepat di tepis oleh Yuna.

"Gausah!" Ucap Yuna lalu berjalan melewati Devian.

Melihat ibunya menjauh, Devian buru-buru menarik lengan sang ibu pelan.

"Ma! Mama kemana aja? Jangan tinggalin Ian lagi, ayo kita pulang ma." Bujuk Devian matanya berkaca-kaca melihat sang ibu malah menatapnya tajam.

Lagi, Yuna menepis tangan Devian. "Gausah sentuh saya! Berhenti manggil saya mama, karna saya bukan mama kamu! Saya gak punya anak pembunuh seperti kamu, Dan saya gak akan pulang jika di rumah itu masih ada kamu disana!" Ucapan Yuna berhasil membuat air mata Devian jatuh.

"Ma..." Lirih Devian, mengabaikan ucapan Yuna, Devian terus berusaha meraih tangan sang ibu. "Maafin Ian.. Ian mohon mama pulang, Abang semua kangen sama mama.."

"LEPAS! SAYA GAK MAU DI PEGANG SAMA ANAK PEMBAWA SIAL SEPERTI KAMU! DAN JANGAN HARAP SAYA PULANG! JANGAN GANGGU SAYA LAGI!!" Bentak Yuna, menyentak tangan Devian agar terlepas dari tangannya.

Tidak menyerah, Devian justru berlutut di kaki sang ibu, membuat beberapa pegawai hingga pelanggan memperhatikan mereka.

"Ma.. Ian minta maaf, maafin Ian." Isak Devian, memeluk kaki Yuna. "Ian janji bakal jadi anak baik, Ian janji gak akan nyusahin mama lagi, tapi Ian mohon mama pulang ma.."

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang