Jarum jam menunjukkan pukul 04.30 pagi, masih terlalu pagi untuk beraktivitas, bahkan matahari belum menampakkan diri, namun pemuda ini tengah sibuk berkutat di dapurnya, menyiapkan sarapan untuk saudaranya.
"Yoga?"
Sang pemilik nama menoleh ke sumber suara, lalu tersenyum saat melihat salah satu kakaknya menghampiri.
"Bang Dimas tumben udah bangun jam segini, kebangun bang?"
"Iya, Mau ambil minum tadi taunya lihat kamu lagi masak, mau abang bantuin?" Dimas menjawab sambil menuangkan air pada gelasnya.
"Boleh banget bang, itu tolong bawangnya di cuci terus di potong, itu juga bang cabenya"
"Hadeuh jadi nyesel menawarkan bantuan padamu" Dimas berucap dengan nada penyesalan yang di buat-buat.
"Dih salah situ" cibir Yoga
"Hahaha canda, bujang ambekan banget!"
"Anjir lu bang!"
"Wkwkwk"
Tidak terasa masakan yang mereka buat telah tertata dengan rapi di meja makan.
"Nah dah selesai juga, kamu sana mandi dulu biar Abang yang bangunin yang lain"
"Okey"
Dimas melangkah menaiki anak tangga yang bertujuan menghampiri kamar si kembar.
Mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum membukanya yang memang tak pernah di kunci oleh sang pemilik, tapi baru saja akan membukanya tiba-tiba sebuah tangan putih menghalanginya.
"Lho bang ngapain?" Dimas mengernyit bingung sedangkan yang di tanya hanya memasang wajah misterius.
"Biar gue yang urus, lu bangunin yang lain cepet!"
"Serah lu deh bang" setelah menjawab Dimas bergegas pergi menuju kamar saudaranya yang lain.
Galuh -si pemilik senyum misterius- langsung memasuki kamar si kembar.
Berdiri menghadap dua ranjang yang nampak masih berpenghuni, mengambil napas dalam sebelum...
"IZAL! IAN!! BANGUN KALIAN BERDUAA INI HARI SENIN WOY!!"
Sebelum mengeluarkan suara 8 oktafnya :)
"Itu pasti Bang Galuh"
"Tidak di ragukan lagi"
::::::::::::::
Galuh Candra Aditama(Galuh)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
