Joni terkekeh pelan melihat antusias Devian pada gitar barunya. Berdiri di depan tv sambil memeluk gitar pemberian Dimas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebenernya itu gitar di kasih buat si kembar, jadi satu untuk berdua tapi Dari awal gitar itu sampai Devian gak mau sekalipun ngelepasin gitarnya padahal Rizal juga mau pegang.
:(
Padahal masih sakit tapi tingkahnya seperti yang sudah sembuh saja, giliran di suruh minum obat dan makan malah menolak.
"Ian makan dulu! Nanti bang Yuan bilangin bang Dimas biar gitarnya di tarik lagi!" Ancam Yuan tak main-main, sedari tadi ia sudah membujuk Devian untuk makan tapi tetap menolak dan malah asik dengan gitarnya, bahkan bubur yang sedari tadi ia bawa sudah mendingin karena terlalu lama di diamkan.
"Gak mau! Masa seminggu ini makan bubur terus! Izal aja makan bakso tuh!" Tunjuk Devian pada Rizal yang memang sedang makan bakso yang tadi di beli di depan komplek.
Duduknya di atas sofa, Mana kakinya naik satu lagi, berasa makan di warteg aja :(
Mentang-mentang bang Galuh lagi ngecek ke kantor jadi seenaknya.
Rizal yang merasa di sebut namanya menoleh menatap Devian yang kini duduk di bawah sambil terus memeluk gitarnya.
"Makanya jangan sakit, lagian makan sembarangan. Sakit lambung kan tuh!" Kata Rizal kembali menyendok kuah baksonya, sedikit menggoda Devian dengan menyeruput kuahnya dengan wajah nikmat.
"gak makan sembarangan juga emang udah sakit tinggal nunggu matinya aja!" Ucap Devian kesal.
"Abang gak mau denger kamu ngomong gitu lagi! Sekarang makan sendiri, jangan ngebantah jangan kaya anak kecil lagi!" Tegas Yuan menyerahkan mangkuk berisi bubur pada Devian lalu meninggalkan ruang tengah tanpa memperdulikan Devian yang kini menatapnya dengan mata berkaca.