Rey berdiri di depan balkon kamarnya, tangannya meremat ponsel yang ia pegang di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya terkepal kuat di atas pembatas balkon.
Ketika ingatan tiga hari lalu terlintas kembali di pikirannya, tentang sang mama yang mengajaknya tinggal bersama.
Bukan hanya sekali dua kali sang mama mengajaknya pergi, meninggalkan saudara-saudaranya.
"Rey!"
"Mama?!"
"Rey! Mama kangen banget sama kamu, kabar kamu baikan? gimana kabar Abang mu juga adikmu Rizal?"
"Kabar aku baik, mama sendiri?"
"Mama baik kok sayang.. kamu ngapain di sini? Beli apa kamu?"
"Beli beberapa cemilan buat di rumah sakit."
"Rumah sakit?! Siapa yang sakit? Abang mu atau adik mu, Izal sakit?"
"Ian ma.. dia masuk rum-"
"Anak itu lagi, sampai kapan sih anak itu gak nyusahin kamu, Abang mu? Kerjaannya nyusahin Mulu dari kecil, gak pernah berubah cuma jadi benalu di keluarga Aditama."
"MAMA!" mama Yuna tersentak mendengar nada keras yang Rey tunjukan padanya, "maksud mama ngomong gitu apa? Ian sama sekali gak nyusahin, dia adik aku! Berhenti bilang begitu ke adik ku! Itu sama aja nyakitin perasaan Rey ma..."
"Kamu ini selalu aja belain dia, dia yang udah bunuh papa kamu Rey!"
"Ma! Papa meninggal itu karna takdir, bukan karna Ian! Itu udah kehendak Tuhan, jadi Rey mohon hilangin rasa benci mama ke Devian dan belajar mengikhlaskan papa."
Mama memutar bola matanya malas, "kamu ini sama aja dengan kakak mu Galuh, terlalu memanjakan anak itu!" Ucap sang mama "mama mau kamu tinggal sama mama di Jerman, kita juga akan ajak yang lain, Galuh Dimas yoga Yuan juga Rizal. Gimana kamu mau?"
Rey menggeleng pelan, "Rey gak bisa, Rey mau disini. Rey gak bisa ninggalin adik Rey sendirian di sini, kalo mama mau ajak aku tinggal sama mama, ajak juga Devian, dia juga adik aku."
"Rey mama cuma mau kita tinggal bertujuh tanpa anak itu, kamu ngerti kan sayang?"
"Kalo begitu aku gak mau, silahkan ajak anak-anak mama yang lain, dan aku yakin jawaban mereka gak jauh beda sama aku." Setelah mengucapkan hal tersebut Rey berbalik meninggalkan sang mama yang memanggil namanya.
"Rey! Dengerin mama Rey!"
"Rey!" Sebuah panggilan menyadarkan Rey dari lamunannya.
"Bang Galuh"
"Kamu mikirin apa? Sampai gak sadar Abang disini."
"Gapapa, aku cuma keinget papa aja, mungkin kalo papa masih ada, mama pasti gak akan berubah dan gak ninggalin kita. Abang juga gak kesulitan ngurusin kita."
"Kamu ngomong apa? Abang sama sekali gak merasa di suliti sama kalian, kalian itu adik Abang dan itu emang udah tugas Abang. Kamu ada masalah?"
"Sebenernya tiga hari lalu Rey ketemu mama, mama ngajak Rey tinggal bareng di Jerman sama kalian juga, tapi mama gak mau ajak Ian ikut, Rey gak mau ninggalin adik kecil Rey sendirian di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITAMA • SuperM ✓
ФанфикшнSelamat datang di KELUARGA ADITAMA (09.01.2021) - (25.09.2021)
