•Bos besar•

1.3K 168 12
                                    





Galuh berdiri di depan para karyawannya, menatap mereka satu-persatu dengan mata tajamnya.

"Setelah kejadian ini, saya gak mau ada lagi yang namanya penghianat di dalam perusahaan ini, mau itu dari keuangan atau administrasi sekalipun, saya ga akan segan-segan memecat kalian bahkan memasukan kalian ke penjara, seperti pegawai tadi yang ketahuan korupsi uang perusahaan, kalian mengerti?!" Tegas Galuh, membuat semua pegawai bahkan staff tertunduk patuh.

"Mengerti pak!"

"Kalo begitu kalian lanjutkan pekerjaan kalian masing-masing!"

Para karyawan serta staff perusahaan berhamburan menuju ruangan mereka masing-masing, setelah mendengar perintah dari bos mereka.

Begitupun Cahyo yang mengikuti langkah Galuh menuju keruangannya.

"Ga." Panggil Cahyo pada Galuh saat sudah memasuki ruangan.







Drt..

Drrt..









Galuh mengangkat tangannya, menyuruh Cahyo untuk diam.

"Halo kenapa dim?"

"Bang, Dimas denger di kantor bang Galuh ada yang korupsi? Kok gak bilang sama Dimas? Dimas bisa bantu bang."

"Gausah, pelakunya udah di tangkep kok, kamu fokus aja sama kantor di sana, di sana aman kan?"

"Aman bang."

"Kalo gitu Abang tutup ya, Abang masih banyak kerjaan."

"Iya bang, Jangan lupa makan."

"Iya, Dimas juga ya."

Tuttt.





"Apa?" Tanya Galuh pada Cahyo, setelah mematikan sambungan teleponnya, ponselnya di taruh di atas meja.

"Gue dapet laporan dari suruhan lo, katanya alasan Winandara korupsi uang perusahaan dan juga berniat ngancurin keluarga Lo, itu bermotif bales dendam." Ucap Cahyo serius.

Alis Galuh berkerut bingung "balas dendam?"

"Iya, lo ingat kejadian 6 tahun lalu saat bokap Lo kecelakaan? Dan Lo ingat salah satu anak perempuan yang ikut menjadi korban dalam kejadian itu? dia adalah anak dari Winandara. Mungkin kalo dia masih hidup, dia udah sebesar Rizal dan Devian." Jelas Cahyo

"Tapi bokap dan adek gue juga korban di kecelakaan itu! seharusnya yang jadi sasaran balas dendamnya itu si supir truknya yang kobam saat berkendara!" Galuh tidak terima papanya di jadikan sasaran balas dendam, jelas-jelas papanya juga jadi korban.

"Ga, dengerin! Sebelum mobil bokap lu meledak, mobil itu sempat olengkan? dan anak itu lewat tepat di depan mobil bokap lu yang akhirnya BOOOM!! Beruntung adik Lo bisa keluar sebelum mobilnya meledak."

"Ya tapi tetep aja gue gak terima! Lagian tuh bocah, udah tau di depannya ada yang kecelakaan main lewat aja."

"Bego! Gak baik nyalahin orang mati!"

"Lah si Winandara aja nyalahin papa gue!"

"Eh iya juga sih ya." Cahyo menggaruk belakang kepalanya, merasa bodoh menjadi teman Galuh. "Tapi Ga gue saranin penjagaan Lo lebih harus di perketat, terlebih sama adik-adik Lo, dua hari lalu sebelum si Winandara di tangkep, Yoga hampir aja di tabrak sama motor dan itu orang suruhan Winan."

Galuh mengepalkan tangannya, merasa emosi setelah mendengar ucapan Cahyo.

"Kurang ajar! Besok temenin gue ketemu si bangsat!" Ucap Galuh kepalang emosi, "dan Jangan kasih tau masalah ini ke adek-adek gue, sekalipun Dimas. gak boleh ada yang tau, biar ini gue sama om Kadir yang urus!" Lanjut Galuh

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang