Pagi datang dan Devian belum juga mereka temukan, dan seperti tidak ada kamus lelah di hidup mereka untuk mencari orang tercintanya.
Begitupun Galuh yang bahkan belum tidur semalaman hanya untuk mencari keberadaan sang adik, ia telah menyuruh beberapa polisi dan anak buahnya untuk mencari Devian, dan menugaskan Cahyo untuk tetap melacak Devian.
Ponsel Galuh bergetar, sebuah panggilan dari nomor yang tak di kenal muncul, dengan cepat Galuh menarik ikon hijau di layarnya.
"Selamat pagi pak Galuh yang terhormat."
Galuh menjauhkan ponselnya dari telinganya, menatap nomor ponsel tersebut sebentar dan menyuruh Cahyo agar mencatatnya.
Catet Galuh berbicara tanpa suara pada Cahyo, ia tau ini salah satu nomor penerornya dan ia tak membuang kesempatan untuk Cahyo segara melacaknya.
Kembali mendekatkan ponselnya pada telinganya untuk mendengar omong kosong sang penjahat.
"Astaga jahat sekali anda tak menjawab sapaan saya, pak Galuh."
"Mau apa kau? Dimana Devian?!"
"Haha, tenang sedikit tuan. Adik anda aman bersama saya, ia bahkan tengah tertidur pulas. Padahal saya baru akan memberinya makan pagi ini, namun sepertinya ajal telah menjemput nya? Haha.."
Galuh menggeram marah, ponselnya di genggam erat, urat lehernya menonjol, terlihat menakutkan, wajahnya memerah karna marah.
"SIALAN! KAU APAKAN ADIK KU?! DIMANA DIA SEKARANG?! BRENGSEK!"
Galuh berteriak emosi, rasanya ia ingin sekali memukul wajah si brengsek ini.
"HAHAHA!!" Yang di sebrang sana tertawa keras, membuat Galuh semakin naik pitam.
"Jika kau ingin melihat jasad adik mu datang lah ke sini sendiri tanpa membawa siapa pun termasuk polisi, mengerti? Atau ku buang tubuh tak berguna ini ke laut, biar menjadi santapan para ikan."
"BRENGSEK DIMANA KAU?! BERANI KAU MACAM-MACAM DENGAN DEVIAN KU PATAH KAN TULANG MU, BANGSAT!!"
"Haha, santai dulu, kita bermain dulu sebelum kau patahkan tulang ku, haha, akan ku kirim alamat yang harus kau datangi nanti."
Tutt..
Sambungan terputus dengan sepihak, Galuh baru akan melempar Ponselnya jika tidak di tahan oleh Cahyo.
"Galuh, sabar kalo lu lempar ini ponsel, lu gak akan dapet informasi. Jangan kepancing sama omongan dia, itu belum tentu bener, mending kita tunggu dia kirim alamatnya, dan kita susun strategi agar lu juga aman." Ucap Cahyo sedikit menenangkan Galuh, di rasa ampuh, ia kembali berkutat dengan layar laptopnya.
"Gue bakal lacak nomor ponselnya, dan tunggu dia mengirim alamatnya." Lanjut Cahyo dengan tenang.
Galuh menghela napas kasar, sedikit menenangkan dirinya yang hampir lepas kendali.
Bagaimana tidak, peneror itu berbicara seakan Devian sudah tiada, dan jelas itu membuatnya takut dan marah.
Ting!
Ponsel pada genggaman Galuh berbunyi sebuah notifikasi muncul dengan nomor yang sama.
.
083628xxxxxx
Jl. Neo no.04
(Sent photo)
Saya tunggu kedatangan anda
pak Galuh..

KAMU SEDANG MEMBACA
ADITAMA • SuperM ✓
FanficSelamat datang di KELUARGA ADITAMA (09.01.2021) - (25.09.2021)