•Satu Minggu sebelum turnamen•

1.2K 167 36
                                    

Devian berdiri di depan wastafel kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, tangannya terus mencuci hidungnya yang terus mengeluarkan darah.

Padahal ia sudah rapi dengan pakaian seragam sekolahnya, tapi tadi saat akan menyusul Rizal turun ke bawah, ia malah di kejutkan dengan darah yang tiba-tiba keluar dari hidungnya.

"Kenapa gak berhenti-berhenti sih?!" Ucap Devian kesal, sudah hampir sepuluh menit tapi darahnya masih terus mengalir.

Ia terus mengusap darah yang keluar dengan kasar, tidak peduli pada kerah bajunya yang sekarang sudah basah bahkan setetes darah ikut mengenainya.




Tok!

Tok!

Tok!





"Ian buru! Lu lagi ngapain sih? Telat nih anjir!"


Suara Rizal terdengar dari luar, mengetuk pintu kamar mandi dengan tidak sabar.

"Sabar! Mules nih!" balas Devian bohong.

"Mampus! Makanya jangan kebanyakan makan semangka! Udah ah buru, gue tinggal juga lu!"

Devian berdecak mendengar ancaman main-main Rizal, dengan cepat membasuh hidungnya juga tangannya.

Beruntung darahnya sudah berhenti jadi ia tidak perlu beralasan lain, mematikan keran air, lalu mengambil beberapa lembar tisu untuk mengelap tangannya.

Di rasa semuanya sudah rapi dan tidak akan menimbulkan kecurigaan terhadap yang lain, ia akhirnya berjalan keluar.





"Lama anjir!" Ucap Rizal ketika melihat Devian keluar kamar mandi.

"Bacot!" Ujar Devian berjalan mendahului Rizal.

"Lengan baju lu basah, lu cebok kaga bener ya?!"

Langkah Devian terhenti Mendengar omongan Rizal. "Iya kenapa?! Nih! Nih!" Kata Devian galak sembari menyodorkan tangannya ke depan wajah Rizal.

"Najis jorok! eh anjir– LARI ADA ORANG BELUM CEBOK!" teriak Rizal berlari menghindari Devian yang terus menerus menjahilinya.








.









Mobil Galuh berhenti di depan gerbang Sekolah si kembar.

"Sekolah yang bener! Rizal kalo sampai lu ketauan bolos atau bahkan ngerokok gue usir lu dari rumah!" Ancam Galuh pada Rizal yang duduk di kursi belakang.

"Iya bang janji deh gak bolos lagi sama ngerokok." Rizal menjawab dengan pelan.

Setelah mendengar jawaban dari Rizal, Galuh mengalihkan perhatian kepada Devian.

"Adek nanti jangan lupa minum obatnya, jangan makan sembarangan! Makan bekal yang udah Abang buatin aja ya, terus kalo ada apa-apa telfon Abang."

Devian hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah sana sekolah nanti telat."

Keduanya mengangguk, lalu bergantian menyalimi Galuh.

"Assalamualaikum bang~"


"Walaikumsallam."








.









Sampainya di kelas, Rizal langsung di tarik oleh Deyun. Sedangkan Devian ia terus melangkah mendekati bangkunya.

"Akhirnya gue gak jomblo lagi di kelas!" Seru Gio ketika Devian duduk di bangku sebelahnya.

"Ciee kangen gue ya?" Ucap Devian menaik turunkan alisnya.

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang