•Mba temannya bang Yuan?•

1.1K 165 39
                                    







"Makanya jalan tuh yang bener, Pake kaki bukan pake mata! Gini kan jadinya!" Omel Rey pada Devian yang kini bersandar pada bahu Joni sedangkan kakinya tengah di urut oleh Dimas.

Saat pulang tadi Dimas langsung di perintahkan oleh Galuh menjadi tukang urut dadakan untuk Devian. Jangan salah bang Dimas punya keahlian khusus soal urut mengurut jadi gak perlu manggil tukang urut deh.

Berbeda dengan Rey yang hanya sibuk memarahi sang adik karna kecerobohannya, yang katanya terjatuh

Sedangkan yang mendapat omelan hanya diam, menyembunyikan kepalanya di bahu Joni, dengan sesekali meringis berpura-pura sakit.

"Bang, udah Napa gausah di omelin Mulu, kasian Ian." Ucap Joni sembari mengelus kepala Devian lembut.

"Mending sekarang lu jemput Rizal deh, udah jam setengah tujuh, kasian kalo lama nunggu lu." Kata Galuh pada Rey.





Rey mendengus kesal lantas berdiri setelah mengambil kunci mobilnya di atas meja.

"Rey martabak!" Ucap Dimas yang baru saja selesai mengurut kaki Devian.

"Iya-iya, ada lagi?"

"Batagor..." Rey menoleh pada Devian yang sepertinya tengah berbisik pada Joni namun terdengar olehnya.

"Kayaknya udah cuma martabak aja, lagian mau makan malam juga, sana gih pergi, Buru!" Ucap Galuh sembari tersenyum Jail, ia juga mendengar bisikan Devian yang sepertinya terlalu keras.

Rey hanya mengangguk menanggapi kejailan sang Abang. "Yaudah pergi dulu, bye."









Sepeninggalnya Rey, Devian mengangkat kepalanya dari bahu Joni, lalu memukul paha Joni kencang.






Plak!







"Aduh Yan! Kok Abang di pukul?!" Joni mengelus pahanya yang terasa perih karna tangan Devian.

"Pokoknya kesel sama bang Joni!" Ucap Devian kesal, lantas berdiri melupakan perihal kakinya membuatnya langsung terjatuh, beruntung Dimas yang masih duduk di bawah langsung menangkapnya hingga ia tak membentur meja kecil yang ada di ruang keluarga.





"Ian!"





"Hati-hati! Udah tau kakinya masih sakit, untung Dimas refleknya bagus!" Omel Galuh, dia kaget pas liat Devian tiba-tiba berdiri terus oleng, yang untungnya langsung di tangkep sama Dimas.

"Heum... Bang Dimas gendong mau ke kamar, disini ada bang Galuh galak!" Ujar Devian, mengalungkan tangannya di leher Dimas. "Ayo gendong!"





Dengan pasrah Dimas menggendong Devian ala koala menuju kamarnya yang berada di lantai satu.

"Kok di kamarnya Abang?" Tanya Devian saat ia dudukkan di ranjang milik Dimas.

"Kamu di sini dulu, takut jatuh kalo naik turun tangga." Jawab Dimas sembari meluruskan kaki Devian di atas ranjangnya.

Devian hanya mengangguk, tangannya memijat pelan kakinya.












"Kamu bohong ya sama Abang?"







Devian langsung mendongak menatap Dimas yang bertanya, alisnya mengerut tidak mengerti.






Apa jangan-jangan bang Dimas tau kalo kakinya sebenarnya mati rasa... –Devian







"Maksudnya bang Dimas?" Tanya Devian matanya menatap takut Dimas.







ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang