•Bunda Gio•

1.1K 163 72
                                    







Devian Mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.




"Adek... Kamu sadar sayang..."




Devian menoleh mendengar suara lembut seorang wanita di sampingnya.

"Bunda.." lirih Devian.

Bunda tersenyum lembut, tangannya mengelus jemari Devian yang berada di atas ranjang.

"Bunda khawatir banget pas Gio Dateng bawa kamu di gendongannya, kamu gapapa kan sayang?" Tanya bunda Gio lembut.

"Ian gapapa Bun..." jawab Devian pelan Mencoba bangun dari posisi berbaring nya. "Bunda tolong.."

Bunda Gio tersenyum menanggapi, tangannya membantu Devian untuk duduk, "kamu mau makan dek? Kata Gio kamu kangen masakan Bunda, bunda bikinin makanan ya." Tawar Bunda Gio.

"Maaf ya Bun ngerepotin..." ucap Devian tidak enak.

"Gak apa sayang, bunda malah seneng kamu repotin, bunda panggilin Gio buat nemenin kamu ya." Kata bunda Gio lembut.

Devian hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tunggu ya bunda panggilin Gio nya."









Selepas kepergian Bunda Gio, Devian menelisik setiap sudut ruangan, ia berada di kamar Gio. tak banyak yang berubah kecuali letak action figure sinchan yang ia berikan tahun lalu pada Gio, yang awalnya berada di atas meja belajar sekarang berada di nakas samping ranjang.

Ia tersenyum melihat action figure sinchan tersebut, ingatannya kembali mengingat bagaimana dulu Gio menolak action figure itu karna Devian salah memberikannya yang tidak sesuai dengan karakter anime kesukaan Gio.

Ia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Gio, yang mau menerimanya apa adanya, juga bertemu bunda Gio yang sangat baik dan tulus pada dirinya juga keluarganya.

Ia jadi bisa merasakan kasih sayang seorang ibu dari sosok Bunda Gio, bisa merasakan betapa enaknya masakan ibu, juga betapa nyamannya pelukan ibu.

Semua ia dapat dari Bunda Gio, karna ia tidak bisa mendapatkan itu semua dari mamanya.









"Kenapa lu senyum-senyum gitu? Gila ya?" Gio datang dengan nampan berisi dua gelas teh hangat, menaruh pada nakas dan memberikannya satu pada Devian.

"Tiati panas." Lanjut Gio memperingati.

Devian menerima teh hangat tersebut dengan hati-hati, lalu meniupnya pelan sebelum meminumnya.

"Bunda lagi masak ntar kita makan bareng." Ucap Gio duduk di pinggir ranjang. Ia sendiri meminum teh hangat yang ia bawa tadi untuk dirinya.

"Gimana keadaan lu udah oke, kan?" Lanjut Gio setelah menyeruput teh hangatnya.

Devian mengangguk sebagai jawaban, menaruh gelas berisi teh hangat tersebut di atas nakas.

"Makasih ya udah nolongin gue, kalo gak ada Lu sama Haikal kek nya gue udah meninggoy." Ucap Devian asal.

"Hust! Lambe mu itu, mau gue siram pake teh anget?!" Ucap Gio kesal, ia panik setengah mati saat menemukan Devian tergeletak di gudang, tapi yang di panikin malah berbicara asal seperti itu.

"Aduin bunda, wlee~"

Gio memutar bola matanya malas, Devian memang sangat manja pada bundanya dan bundanya juga mendukung kemanjaan Devian.

Membuat Devian jadi agak ngelunjak dan tak tau diri, di sini kan yang anaknya dia bukan Devian!

"Ck! Emang kenapa sih lu sampe bisa ke kunci di gudang?!" Gio bertanya dengan tidak santai.

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang