•Terungkap²•

1.3K 165 98
                                    



Maaf mungkin chapter kali ini lebih banyak mengandung kata kasar yang tidak layak untuk di tiru.
Mohon kebijakannya dalam membaca 🙏🏻



.
























"Kak!"

Sang adik menghampiri kakaknya dengan napas terengah, kakinya terhenti tepat di belakang kakaknya yang tengah memunggunginya.

"Kak! Gue udah bilang ntar, biar gue yang urus! Tapi kenapa lu ngeyel?! Keadaan kak Dev gak memungkinkan kak!" Ia berucap dengan kesal, matanya bisa melihat sosok kakak kelasnya yang tak sadarkan diri, tengah terikat di atas kursi.

Sang kakak tertawa keras mendengar ucapan sang adik, lalu berbalik untuk menunjukkan wajah angkuhnya.

"Eh bego! Ya ini kesempatan bagus untuk kita! Semakin dia lemah, semakin besar kesempatan kita untuk lihat Aditama hancur!" Ucap Sang kakak, membuat adiknya menggeram marah, dengan langkah pastinya ia mendekati kursi Devian dan berusaha melepasi ikatan yang mengikat tubuh Devian.

Melihat itu sontak membuat sang kakak geram, di tariknya tubuh sang adik kencang dan mendorongnya hingga membentur tembok.

"BANGSAT! MAU APA LU?!" Ucapnya teriak tepat di wajah sang adik.

"LU YANG BANGSAT! LEPASIN DIA! PERJANJIAN KITA BUKAN GINI! LU BILANG CUMAN NYEMBUNYIIN DIA! BUKAN MALAH NYIKSA DIA!"

Sang kakak tertawa sinis mendengarnya, lalu menarik kerah sang adik agar bangun dan memberikan satu Bogeman pada wajah putih sang adik.

"Jangan coba-coba lu ngancurin rencana gue!" Sang kakak berucap dengan tajam, lalu tangannya merogoh ke saku celana sekolah adiknya.

Sang adik terbelalak kaget saat, kakaknya mengambil ponsel miliknya dan tanpa segan melemparnya ke lantai membuat ponsel itu pecah berhamburan.

"Liat?" Sang kakak tersenyum sinis, merasa puas dengan apa yang ia lakukan, lalu menggeret adiknya ke ruangan yang berbeda, melemparnya dan mengunci sang adik dari luar.

"Lu diem di situ, sampai rencana gue selesai!" Teriaknya lantas pergi menuju tempat Devian di kurung, mengabaikan teriakan kesal dari sang adik.
























Saat sampai di sana, rupanya sang korban tahanannya tengah menatapnya nyalang.









"Oh sudah bangun?"











Sudut bibirnya tersenyum jahat, langkahnya berjalan mendekati Devian.






"Sudah melihat semuanya... Ian?"








































.












































Haikal menghela napas lelah, hari sudah malam namun Devian belum juga di temukan, ia dan juga Juna sudah berkeliling ke tempat yang biasa Devian datangi namun hasilnya nihil.

Sedangkan Ale dan Andy, mereka sudah pulang atas suruhan Juna.

"Kal belum dapet kabar dari bang Rey atau kak Gio gitu?" Tanya Juna, ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, di belakangnya ada Haikal yang di bonceng.

ADITAMA • SuperM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang