Sebenarnya sangat sulit bagi rindi untuk melupakan Aska.Apalagi tadi malam Aska mengirim pesan padanya.Hanya menanyakan kabar saja.Tapi rasanya perjuangan move on rindu sia sia ketika aska menanyakan kabarnya.
Oke.Mungkin bagi kalian menanyakan kabar itu adalah hal wajar,sepele,dan biasa aja.Hampir semua orang menggunakan kalimat itu untuk basa basi.Tapi bagi rindi.Pertanyaan itu adalah sebuah perhatian,Apalagi perhatian itu dari Aska.Tentu saja rindi tidak bisa bersikap biasa saja.Move on, ngucapinnya segampang itu,Tapi ngejalaninnya susah setengah mati.
Hari ini libur dan rindi memiliki acara untuk ke mall dengan ketiga sahabatnya.Shopping sekalian refreshing.Otak rindi perlu refreshing agar tidak badmood terus.
"Mama mana?" Tanya rindi saat menginjakkan kaki diujung tangga terbawah.Seorang yang ditanya sedang makan sereal di sofa ruang tamu sambil nonton televisi.Dan anehnya acara yang dia tonton adalah Spongebob.
"Di dapur." Jawabnya tanpa menoleh ke rindi.Ternyata spongebob lebih menarik dari Rindi.
Rindi bergegas ke dapur untuk berpamitan ke Mamanya.Ternyata beliau sedang membuat kue.Ahh rindi tebak pasti rasanya sangat enak.
"Ma." Ucap rindi mengalihkan perhatian mamanya yang sedang menuangkan tepung ke wadah.
"Apa?"tanya mamanya,hanya sedikit melirik ke rindi karena ia ingin fokus pada adonan yang dibuatnya ini."mau bantuin hmm?" Tanya mamanya lagi.
"Ihh,mama nggak liat rindi udah rapi gini.?" Rindi memanyunkan bibirnya,kesal karena diabaikan oleh mamanya.
Tatapan mamanya sekarang benar benar pada rindi.meneliti rindi dari atas sampai bawah."mau kemana sih.?"
"Mau ke mall sama temen temen.Boleh kan?" Tanya rindi sambil berdoa dalam hati semoga mamanya menginjinkannya.Sebenarnya orang tua rindi tidak mengekang rindi.boleh saja rindi pergi bersama teman temannya.
"Yaudah.Boleh."
Senyum rindi mengembang terukir indah di pipinya memperlihatkan sedikit lesung pipinya.Rindi mengecup pipi kanan mamanya dan segera pergi.
"Loh." Rindi terkejut karena ternyata teman temannya sudah ada di halaman rumahnya.Ada raka juga di sana sedang melakukan transaksi dengan Lita.Wah apa rindi melewatkan sesuatu yang penting?.
"Lama deh lo" Reva yang pertama kali menyadari kehadiran rindi langsung mengomelinya.
"Iya,sorry." Ucap rindi,sambil cengengesan.
Ketiga temannya sudah dulu masuk mobil lalu rindi mendekati Raka.Menatap Raka dengan intens,meneliti wajah kakaknya itu dan ternyata masih kesal dengan rindi.
"Masih marah nih?" Tanya rindi cemberut.Tidak bisa dia marahan dengan Raka.Biasanya mereka hanya marahan karena berebut remote tv,berebut makan kue buatan mama,dan hal sepele yang lainnya..
"Ihh,maafin." Ucap rindi lagi.
"Hmm,sana berangkat." Sebenarnya raka masih kesal.Tapi ia juga rindu dengan rindi.Sehari saja tidak berdebat dengan rindi,hah rasanya hidup raka hambar.
"Udah dimaafin?"
"Udah." Raka menyerah.Ia memaafkan rindi.Tidak bisa dia untuk marah lama lama.
"Cium pipi gue kalo udah maafin."
Raka menatap rindi tajam.Dan rindi menatap raka dengan tatapan menantang.
Cup.
Hanya sekilas,kilat dan hanya satu detik.Rindi selalu seperti ini.Jika raka marah padanya lalu beberapa waktu kemudian dia sudah memaafkan rindi,maka rindi selalu meminta raka untuk mencium pipinya.Karena bagi rindi jika Raka mencium pipinya itu artinya Raka sudah benar benar memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Badboy
Teen Fiction"Lo..ngapain masih disitu?,mau gue laporin BK?Rindi menatap tajam laki laki yang sedang bangkit dari duduknya,lalu membuang putung rokonya dan menginjaknya dengan sepatu Vans miliknya. Dia kemudian berjalan kearah Rindi."Nggak usah teriak teriak.Be...