18|tepung terigu

264 25 0
                                    

Kisah lama yang sekarang menjadi masalalu.Masalalu menyakitkan yang membuat Rindi sakit.Mencintai sahabatnya sendiri.Memendam perasaannya sendiri.Terluka sendiri dan mencari obatnya sendiri.

Entah sejak kapan rasa itu muncul.Kadang dia teringat lalu tentang kenangannya bersama Aska.Sahabat yang dicintainya sekarang berada digenggaman wanita lain.

Rindi tidak marah.Dia senang.Tapi juga sakit.

"Rin ikut gue yuk" Raka tiba tiba saja datang ke kamar Rindi.Seperti biasa tanpa mengetuk pintu dulu.

"Kemana?" Tanya Rindi acuh.Dia masih sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Sunmory,besok pagi.Okeeee" Raka sangat pemaksa.

"Kalo gue nggak mau?"

"Ya harus lah.Nggak mau tau.Besok jam 6 kita berangkat" Raka tetap pemaksa.

"Udah sana pergi" rindi mengayunkan tangannya mengusir Raka dari kamarnya.

"Hotspot dong" Raka cengengesan lalu mendekati Rindi.

"Anjir.Nggak modal banget sih idup lo" Walaupun begitu rindi tetap menghidupkan hotspot nya.

"Sekali doang.Pelit deh lo" Raka tersenyum senang ketika Wi-Fi nya tersambung.

Keduanya sama sama sibuk dengan ponsel sendiri sendiri.Lalu pukul 7 rindi merasa lapar.Jadi dia memutuskan untuk turun dan makan.

"Mau makan nggak lo?" Tanya Rindi pada Raka.

"Nggak,Mau mabar" Rindi memutar bola matanya kesal.Kuotanya dipakai mabar oleh kakaknya.

Setelah Rindi pergi dan hp nya ditinggal diranjang.Raka mengambil kesempatan untuk membajak ponsel adiknya itu.

"Anjir.Bara siapa ini?" Gumam Raka ketika melihat aplikasi WhatsApp rindi..

Dengan rasa penasaran Raka membuka room chat Bara dan membaca chatting mereka.

"Oh,Ketos" Raka mengangguk angguk paham.

Lalu dia mencari kontak bernama Arga dan membuka Roomchat.Hanya ada beberapa pesan yang semuanya berupa chat aneh.Arga yang ijin untuk tidak masuk dan rindi membalasnya dengan bodoamat.Lalu keesokannya Rindi menspam chag cowok itu.

Raka terkekeh.Membaca chatting mereka.Terlintas dipikiran Raka jika Arga menyukai adiknya.

"Raka" panggil rindi dari lantai bawah.

"Apa?" Raka yang muncul dibalik pintu Rindi menampilkan wajahnya saja.

"Angkatin galon dong,airnya abis"

Raka tak menjawab dan langsung menyruti perintah adiknya yang tidak bisa mengangkat galon.Padahal bagi Raka ini sangat mudah.

"Gitu aja nggak bisa" cibir Raka.Rindi menatapnya kesal.Lalu di melemparkan keripik Kentang tepat diwajah kakaknya.

"Awas ya Lo" Raka berlari mengejar Rindi yang terus mengomporinya.

Jadilah mereka kejar kejaran dirumah.Hingga Mamanya menghampiri mereka dengan membawa Teflon ditangannya.

Mereka berdua terpaksa segera berhenti berlari dan berdamai didepan Mamanya,sebelum teflon kesayangan Mamanya menghantam kepala mereka berdua.

"Kalian itu ribut Terus kerjanya.Bantu bantu Mama gitu loh Rin" Ucap Mamanya menggebu gebu.

"Mau dibantu apa Mamaku sayang?" Rindi memeluk Mamanya manja dan berjalan ke dapur bersama Mamanya.

"Punya emak serema banget njir.Untung aja teflonnya nggak nyasar ke pala gue" Raka geleng geleng kepala dengan kegarangan Mamanya.

My Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang