"wow,lo beruntung banget rin" ucap lita heboh.Setelah rindi mengatakan bahwa Bara mengajaknya untuk jalan malam ini."kok gue yang heboh ya?" Tanya lita bingung pada dirinya sendiri.
"Terus gimana rin?" Tanya nesha senyum senyum
"Tau lah.Kak bara ngomong lempeng aja.Nggak kasih kesempatan gue buat jawab." Jujur rindi masih bingung dengan ajakan itu.Disatu sisi ia masih cinta aska,dan di sisi lain rindi ingin segera move on.
"Itu berarti semacam paksaan dong?" Tanya winda.Mereja berempat sedang berada di pinggir lapangan,tepatnya dibawah pohon rindang.Waktu istirahat yang masih tersisa 15 menit mereka gunakan untuk duduk santai dibawah pohon.Hah,sejuknya🍂
"Ini gue ijin sama bokap nyokap gimana woy?" Tanya rindi semakin bingung.Sudah pastilah ia nanti akan dicerca banyak pertanyaan oleh orang tuanya.Apalagi kakaknya.Pasti akan membuatnya kesal.
"Kalo kak bara gentle,dia pasti yang ijin sama bokap lo rin.Buat bawa anak gadisnya jalan jalan." Ucap nesha terkekeh." Gitu sih yang sering gue baca di wattpad."
"Cowok lo gantle nggak nes?" Tanya winda tiba tiba.Mengingat hanya nesha satu satunya yang memiliki pacar diantara mereka.
"Kepo ya lo?Makanya cari pacar sono", nesha tertawa lebih lebar daru sebelumnya.
🌼
"Iya bel,makan yang banyak" Ucap arga dengan ponsel yang menempel di telinganya.
"Ga,gue kangen"
"Dih,baru berapa hari,udah kangen aja"
"Ihhh,emang lo nggak kangen sama gue?"
Kangen banget bel- batin arga tersiksa ia tak bisa mengucapkan kalimat itu langsung.Batinnya yang berbicara.
"Kangen lah"
"Ga, lo udah move on kan dari gue?"
Arga membisu,bingung jawaban apa yang bisa ia katakan pada abel.Jujur perasaannya masih sama.Masih dengan luka yang dalam.
"Arga?" Abel sedikit berteriak karena arga tak kunjung menjawab.
"Eh,udah dulu ya,udah mau bel masuk"
Arga mematikan sambungan televon itu.Lalu kembali ke kelas untuk menemui teman temannya.Rasanya arga ingin mencari pelampiasan,Agar rasa sakit dihatinya ini tak berasa lagi.Setiap mendengar suara parau milik abel,Rasanya arga ingin segera memeluk cewek itu,memberi kekuatan untuk bisa melanjutkan hidup.Abel terlalu rapuh tanpa arga,tapi arga lebih rapuh karena tak bisa bersama Abel.
"Gue duluan!" Ucap rindi disaat ia akan memasuki kelas namun tiba tiba arga ingin menerobos masuk,jadilah keduanya sama sama tak bisa masuk.
"Nggak,gue dulu"
"Gue yang nyampe sini duluan" Tatapan tajam rindi mengarah ke Arga yang sangat menyebalkan itu.
"Gue nggak peduli" ucap arga sambil mencari kesempatan agar ia bisa masuk kelas lebih dulu.
"Arga minggir ihhh"
"Nggak,lo yang minggir"
"Apaan sih,caper banget" ucap Seorang perempuan yang rindi tau dia adalah senior disini.Make up nya tebal,seperti tante tante.
Karena rindi kesal dengan perempuan itu.Rindi membalas perkataan cewek dengan lipstik merah menyala itu.
"Kenapa? Nggak suka?" Tanya rindi pada cewek itu.
"Iya,gue nggak suka."
"Gue nggak suka sama cewek yang caper." Kata cewek itu penuh penekanan.
"Lebih caper mana sama cewek yang pake makeup tebel?" Tanya rindi dengan nada meledek.
"Nggak sopan banget sih sama senior!"
"Udah rin.masuk sana " arga yang sedari tadi melihat adu mulut dari kedua cewek itu.
Baik rindi maupun cewek yang memiliki nametag Zivia itu masih sama sama menatap tajam.Amarah keduanya sama sama besar.Jika tidak dipisah maka akan terjadi perang dunia kedua.
Zivia cewek yang dikenal dengan tingkah senioritasnya.Dia selalu mengatasdasarkan Senioritas untuk membully para juniornya.Tentu saja tidak bagi rindi.Ia sama sekali tidak takut pada cewek itu.Bagi rindi Zivia sama sekali tidak pantas di sopani.
Dengan kesal rindi melangkahkan kakinya masuk kelas.Sungguh rindi ingin sekali menjambak rambut bergelombang milik zivia.Rindi juga ingin mencakar tangan zivia.Arrghhhhh,Rindi sangat kesal.
"Mau aja sih,dicaperin sama cewek kaya dia." Sindir zivia pada arga.
"Bukan urusan lo."
"Sama sama nggak punya sopan santun!"
"Pergi sebelum Bu Lidya lihat lo," ucap arga tegas.Meninggalkan Zivia dengan raut kesalnya.Merasa direndahkan oleh juniornya,zivia memilih pergi dari sana.Tentunya diikuti kedua temannya yang lebih tepatnya babunya.
"Gue kesel sumpah" ucap rindi lebih dari lima belas kali
"Udahlah rin." Ketiga temannya berusaha menenangkan rindi.Berteman sejak SMP membuat mereka tau bahkan hafal akan sifat ke empatnya.Itulah mengapa rindi sangat bersyukur memiliki ketiganya.
Sebelum kehadiran mereka.hanya aska satu satunya yang dekat dengan Rindi.walaupun terpaut umur 2 tahun.Tapi keduanya hampir selalu terlihat bersama.Bahkan hampir setiap malam minggu keduanya jalan berdua.Hanya makan mie ayam,atau sekedar jalan jalan saja,mengelilingi jakarta tanpa tau tujuan.Senyum rindi tak pernah pudar saat bersama Aska.Namun itu dulu.
Hanya kenangan.
"Nenek lampir dasar!"
"Ihhh,nyebelin"
"Pengen gue cakar tangannya.Pengen gue jambak Rambutnya." Ucap rindi mengeluarkan seluruh kekesalannya.Untung saja bu lidya belum datang.
"Btw nanti sama kak bara jadi?" Pertanyaan winda barusan membuat rasa kesal rindi tergantikan oleh rasa entah bagaimana.Tidak ada rasa gugup sama sekali bagi rindi.Hanya saja ia masih memikirkan cara meminta ijin dengan orangtuanya.
Rindi hanya mengedikkan bahu acuh.
Tatapannya menatap seluruh penjuru kelas.Dan berakhir pada arga.Cowok itu sedang tertawa karena ulah kocak dari angga.Rindi tiba tiba saja rindu pada Aska.Cowok itu juga suka bertingkah kocak.Untuj sekedar menghibur rindi,atau memang benar benar sedang ada di mode kocak.
Ahh,sudahlah.Ingatkan pada rindi jika ia sedang berjuang move on.
dikit ya :)
Sabar next part panjang kokvote vote vote guys
See you next part 🌈.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Badboy
Teen Fiction"Lo..ngapain masih disitu?,mau gue laporin BK?Rindi menatap tajam laki laki yang sedang bangkit dari duduknya,lalu membuang putung rokonya dan menginjaknya dengan sepatu Vans miliknya. Dia kemudian berjalan kearah Rindi."Nggak usah teriak teriak.Be...