Rindi dan ketiga temannya,ditambah Arga dan Dito sedang duduk di ruang tengah rumah Rindi.Mereka akan mengerjakan tugas kerajinan sesuai dengan Yang mereka setujui kemaren.
Kebetulan hari ini semua anggota keluarga Rindi ada acara masing-masing.Jadi kerja kelompok ini semoga saja berjalan dengan mulus dan cepat selesai.Tadinya di rumah Rindi hanya ada anggota kelompok,sebelum Sebuah Pekikan keras memenuhi gendang telinga mereka dan mengambil alih atensi yang tadinya tertuju pada Lita yang tengah membacakan ulang perintah tugas mereka.
"Rindi!!!" Pekik orang itu tanpa tau ada banyak orang didalam sana.Sebuah kebiasaan yang tidak bisa Aska ubah.Bahkan Aska seperti pemilik rumah disana.Bagi Aska rumah Rindi adalah rumah kedunya.Tempat dimana Aska biasa numpang makan.Tapi itu dulu,sebelum Aska mengenal Anggia-wanita yang mampu mengalihkan dunianya.
"Dasar Akhlakles!" Cibir Rindi.
"Lo nggak boleh masuk kalo nggak Bawa Makanan" ucap Rindi membuat cowok yang hendak melangkah maju itu mengurungkan niatnya.
Aska tampak berpikir sejenak sebelum mengeluarkan smirknya."Bawa Kok" ucapnya dengan percaya diri.Lalu dengan sangat percaya dirinya Ia mengeluarkan satu buah permen yang bungkusnya berwarna merah.Dan menunjukannya pada orang-orang itu.
"Nggak gitu maksudnya kampret" Rindi melempar bantal sofa.Beruntung Aska bisa menangkapnya.
-----
"Ini doang kan?" Tanya Arga pada Rindi memastikan.Kedua orang itu sedang ada di sebuah toko membeli perlengkapan untuk bahan kerajinan mereka.Ternyata ada barang yang masih kurang dari perencanaan mereka kemarin.
"Iya.Lo yang bawa" ucap Rindi tak terbantahkan.
Mereka pergi dengan mobil karena barang yang dibeli cukup memakan tempat.Lagi pula Rindi juga sekalian membeli banyak cemilan untuk para tamunya juga untuk stok cemilannya yang hampir habis itu.
"Nggak guna Lo Rin" Cibir Arga.Meski begitu Ia tetap mengangkat plastik berisi barang keperluan kerajinan mereka ditangan kiri dan plastik berisi jajanan Rindi ada ditangan kanannya.
"Bukain pintunya Wahai calon Ibu"
Rindi menatap Arga malas.Dia membuka pintu belakang,dan membiarkan Arga memasukkan dan menata kantong plastik itu ke dalam sana.
Keduanya memilih langsung pulang.Tapi baru beberapa meter mobil itu berjalan Rindi melihat seseorang yang sangat sangat dikenalnya.Cowok yang menggunakan kemeja kotak kotak itu adalah pacarnya.Dia bersama gadis lain dan memeluknya.
"Arga berhenti" Rindi bahkan menggoyangkan tangan Arga yang sedang memegang kemudi.Membuat Arga langsung menepikan mobilnya.
"Apa Sih Lo.Awas aja kalo nggak penting!"
Rindi menajamkan pengelihatannya.Adegan cowok cewek itu sangat nyata,dan Rindi sangat sangat mengenali kedua orang itu.Kakak kelasnya yang merupakan anggota OSIS.Si ketua OSIS dan Si Sekretaris OSIS.Bukankah mereka cocok sekali.
"Bukan Kak Bara kan?" Tanya Rindi pada hatinya sendiri.Berharap bahwa apa yang dilihatnya salah.Walaupun Dia tidak memiliki perasaan,tapi yang namanya dikhianati itu pasti sakit.
"Yang kaya gitu cowok Lo?" Arga mengejek.
"Jalan lagi" perintah Rindi.Kini tatapannya sudah bukan kepada Bara maupun Zahra.Dia menatap jalanan didepannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Badboy
Novela Juvenil"Lo..ngapain masih disitu?,mau gue laporin BK?Rindi menatap tajam laki laki yang sedang bangkit dari duduknya,lalu membuang putung rokonya dan menginjaknya dengan sepatu Vans miliknya. Dia kemudian berjalan kearah Rindi."Nggak usah teriak teriak.Be...