27|gibah part 2

202 14 0
                                    


Belum mencapai target sih,tapi update karena.......



















Udah 4,03k viewers😭

Masih terbilang sedikit sih,tapi Aku seneng banget:))

Thaks yang selalu support,selalu kasih vote dan makasih untuk yang tetap stay nunggu cerita ini sampai tamat.

Untuk para sider,semoga segera sadar ya,wkwk semoga lebih bisa menghargai sebuah karya,thanks


Btw,bantu tandain typo ya!

Mutualan skuy? 🙄🙄



Happy reading dear;)

Rindi dan teman teman kelasnya sedang melakukan pemanasan dilapangan.Di bimbing oleh guru kebanggan mereka.Siapa lagi kalau bukan Pak Danu.Para kaum Hawa menikmati apa yang mereka lihat sekarang.Pak Danu yang tampan itu terlihat sangat tampan ketika sedang berolahraga seperti ini.

"Pak danu gantengnya nggak ada obat" Celetuk salah satu teman Rindi yang memang suka centil.maka tak heran jika dia sering menggoda cowok cowok disini.Bahkan pak Danu dan guru guru muda lainnya juga Hena goda.

"Apa Sih Lo diem deh" Fita yang mempunyai sikap tidak suka terhadap keributan menegur Hena.

"Itu yang belakang.kenapa ribut sendiri.Mau menggantikan bapak Memandu pemanasan?" Tanya pak Danu tegas.para gadis yang bergosip tadi langsung kicep.

Permainan mereka kali ini adalah passing volly.Tidak terlalu sulit karena kebanyakan olahraga ini memang sudah diajarkan sejak SMP,atau bahkan SD.Mereka membentuk beberapa kelomopok.Rindi dan sahabatnya menikmati permainan mereka.Tidak terlalu sempura memang,tapi tak apa.ini hanya permainan,bukan penilaian.

Bel istirahat,Rindi benar benar menemui Bara diruang OSIS.Dengan alibi jika Bara meminta Dia untuk membantu mengurus suatu hal,dan akhirnya teman temannya percaya.Rindi merelakan jam istirahatnya tidak ia gunakan untuk makan.

"Masuk Rin" Bara mendongakkan kepala ketika seseorang membuka pintu ruang OSIS,setelah beberapa kali mengetuk.

"Maaf Kak telat" Rindi berjalan mendekati Bara,sepertinya sang Ketos itu sedang sibuk.

"Jangan panggil Kak bisa?" Bara tersenyum pada Rindi.

"Nggak bisa" jawab Rindi jujur.

"Kenapa hmm"

"Udah kebiasaan Kak." lagi lagi Rindi berkata jujur.Jika dengan Bara dia tidak bisa jika tidak memanggil kak.Lalu jika dengan Raka,Rindi tidak memanggilnya Kak.Padahal sudah jelas yang Kakaknya Rindi itu Raka bukan bara.

"Mau makan apa? Biar aku suruh asisten aku buat beliin" tanya Bara.Dia tau jika Rindi belum makan.

"Tugasnya Asisten Osis bukan buat itu kak"

"Kalo ketuanya nyuruh masa dia nggak mau sih" Bara malah tertawa dengan ucapannya sendiri.Padahal dia sudah sangat sering meminta Asistennya untuk membelikan makanan untuknya dikala Dia sedang sangat sibuk dengan Osis.

"Terserah deh" Rindi mengalah.Dia menatap Bara yang berkutat dengan ponselnya.Dia sedang mengetikkan pesan untuk Asistennya.

"Yang tadi pagi Gimana?" Tanya Bara setelah dia meletakkan ponselnya di meja.Rindi duduk di kursi yang bersebrangan meja dengannya.

"Aku minta maaf kak." Rindi menunduk.Dia takut menatap Bara.Kemungkinan setelah Rindi menceritakan semuanya,Bara akan marah padanya.Apa apaan itu? Baru satu hari pacaran sudah bertengkar?

My Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang