16|preman

312 31 3
                                    

Akhirnya setelah beberapa menit rindi keluar rumah.sebenarnya dia sama sekali nggak ada niatan buat keluar malem malem,kalo nggak gara gara Arga.

Bener banget pas baru aja buka pintu,semua temennya Raka ngeliat ke arah Rindi.

"Mau kemana lo?" Tanya Raka.Lihat sebatang rokok yang ada diantara telunjuk dan jari tengahnya.Dan juga asap yang keluar dari hidungnya.Rindi nggak suka dengan cowok perokok.Tapi disini semua cowok itu merokok.Arga termasuk.

"Pinjem Rindi bentar." Arga dengan tiba tiba menarik tangan rindi pelan setelah membuang putung rokoknya.

"Jangan malem malem" Teriak Raka saat rindi dan Arga sudah dihampir pergi.

Nggak tau mau kemana,Rindi ngikut aja.Dan mereka nggak pake mobil,tapi pake motornya Arga.Pertama kalinya Rindi naik motornya Arga.Entah akan menjadi spesial atau tidak.

Sekarang sudah gelap.Entah pukul berapa,tapi sudah gelap.

"Laper nggak?" Tanya Arga pada Rindi yang diboncengnya.

Belum sempat Rindi menjawab Arga sudah memberhentikan motornya disebuah warung mie ayam.

"Ish.Lo nyebelin"

"Kenapa?" Tanya cowok itu.

"Buat apa lo tanya tapi ujung ujungnya lo lakuin apa yang lo mau." Kesal Bukan karena Ia diajak ke warung mie ayam,tapi karena Arga yang seenaknya sendiri.

"Mang,mie ayam 2,lemon tea 2" ujar Arga pada penjual mie ayam itu.

"Ck" Arga berdecak ketika terus saja mendengar kata kata rayuan untuk Rindi dari beberapa cowok lain yang ada di sana.

"Buruan abisin" Tegas,datar, dan dingin.

"Jangan liat mereka" bisik Arga pada Rindi saat keduanya akan pergi dari warung mie ayam tersebut.

Rindi menurut saja,karena dia juga merasa risih dan takut.Pasalnya cowok cowok itu mirip seperti preman.Walaupun mungkin mereka sepantaran,hanya saja tato yang ada di beberapa bagian tubuh mereka itu membuat Rindi bergidik ngeri.

Jika saja disini ada Raka.Sudah pasti Rindi merasa aman.Tapi Arga,cowok itu pasti juga akan melindungi Rindi.Jika tidak,maka Rindi akan mengenyahkan hubungan pertemanan Arga dan Raka.

Ternyata cuaca sedang tidak mendukung mereka.Hujan turun lumayan deras,Tidak ada pilihan lain selain berteduh di warung tersebut.Lebih tepatnya di terasnya.Keemoat cowok bertato itu juga keluar dari warung tersebut.Dan berdiri di samping Rindi,sangat sangat mepet.

Dengan gerakan cepat Arga menarik Rindi,hingga sekarang mereka bertukar posisi.Arga berada diantara Rindi dan cowok cowok bertato itu.

"Galak bos cowoknya" Ujar salah satu cowok itu pada bosnya (mungkin).

Arga tetap diam hingga sebuah kalimat yang sangat tidak mengenakan hatinya membuat emosinya tersulut.

"Udah pernah diapain aja neng" tanya salah satu cowok bertato itu.Lalu tawa mereka terdengsr keras sangat keras.

Arga menarik kerah baju cowok itu" ngomong apa lo?" Tanya Arga.Napasnya berderu cepat.Emosinya sudah sampai diubun ubun.ingin meluap dan meledak.

"Nggak terima?" Balas cowok itu membuat Arga benar benar kalap.Arga menonjok kuat Rahang cowok itu sampai terjatuh.

"Arga udah." Teriak Rindi saat melihat dengan jelas Arga memukuli cowok itu.

Air mata Rindi jatuh.Ia takut,takut pada para cowok itu,juga takut Arga terluka.

Untungnya akal sehat Arga masih berfungsi.Arga memberi kesempatan pada para cowok itu untuk pergi sekarang juga.

"Anjing" arga mengumpat dengan keras.Dan Itu pertama kalinya Rindi mendengarnya dari mulut Arga.

My Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang