17|jaga mata

278 28 1
                                    

Arga sampai disekolah bersama teman temannya.Arga teringat sesuatu,dan sialnya hari ini adalah jadwal piketnya.Niat awalnya dia akan makan di kantin tapi,ah sudahlah.Tau begitu dia akan menuruti Bundanya untuk sarapan di rumah.

"Gue piket ngab"

"Biasanya juga bolos piket" Dito menjawab dengan sewot.

"Udah sana piket dulu" Dafa mendorong tubuh Arga ke arah kelas.

Lalu mereka melanjutkan jalan ke kantin untuk sarapan.Tidak setia kawan memang jika sudah urusan perut.

"Eh,anjir kelasnya kotor banget" Gerutu Arga sambil berjalan mengambil sapu di pojok kelas.Beberapa orang yang sudah datang menatap Arga bingung.Tumben sekali dia piket lebih awal.Biasanya lima menit sebelum bel.

"Apa liat liat,keluar sana.Mau gue sapu" usir Arga pada teman temannya.

Arga menyapu dengan sangat aneh.Tidak seperti orang menyapu seperti umumnya.Menyapu dari pojok kanan belakang.Dia tidak akan menyapu semua bagian kelas.oh,percayalah Arga tidak se rajin itu.

"Eh,tumben" Rindi datang sendiri.Terkekeh meremehkan Arga yang sedang menyapu.

"Alay banget sih,nyapu doang semuanya diusir" Rindi meletakkan tas nya dimeja.Lalu dia menuju meja guru dan berdiri mengamati buku buku di sana.

"Dan lo harusnya juga pergi" Arga yang sedang menyapu dibawah kolong meja Rindi mencibir.

"Sttt diem deh ga" Rindi membuka buku absensi lalu melihat siapa saja yang minggu ini absen.

"Minggir.Mau gue sapu!" Tiba tiba saja Arga sampai didekap meja guru.Entah bersih atau tidak hasil sapuannya.

"Bentar.Tanggung" Rindi taj bergeming.Dia tetap memeriksa buku Absensi dan beralih ke jurnal harian.Kadang petugas jurnal lupa mengisi.Apalagi jika jam terakhir.

Arga yang tidak sabaran karena dia lapar.Dia lalu menggendong tubuh Rindi.Mengangkat lalu memindahkan Rindi ke samping kiri.

"Arga lo apaan sih!" Rindi berterima tidak terima.Mencak mencak sendiri akibat ulah Arga.

"Omaygatttttt" Pekik Reva dari luar kelas.Dia melihat bagaimana Arga mengangkat tubuh Rindi barusan.

"Lo nyebelin banget sih" Rindi masih kesal dengan Arga.Baru saja cowok itu bersikap lembut padanya sekarang sudah berubah 180° .

"Lo lebih nyebelin! Nggak inget apa udah ditolongin kemaren"  Arga kembali mengungkit hal yang kemaren membuat Rindi menangis.

"Itu juga gara gara lo"

"Buruan piket nya.Udah mau bel" Rindi ketua kelas galak dan Arga Badboy yang piketnya lelet.

"Mending bantuin deh atau diem aja mending" Arga tetap melanjutkan nyapu nya."diem atau gue cium" Rindi yang masih ngedumel tentang  Arga yang nyapunya nggak bener dan lelet langsung terdiam.

..................

Lagi lagi Rindi harus bersabar.Sekretaris dikelasnya tidak masuk.Dan Hari ini Pak Henri memberi tugas berupa catatan.Terpaksa Rindi yang turun tangan.

Untungnya dia memiliki tubuh yang lumayan tinggi.Tapi itu juga jadi masalah.Disaat dia menulis,Temen temannya selalu berkata...

"Rin,minggir dulu nggak kelihatan"

"Itu abis Jenis jenis apa Woii"

"Pala lo ngalangin Rin"

"Nunduk dikit dong"

Sungguh,kesabarannya teruji disini.Harus menahan agar tidak mengumpati teman temannya.Harus bersedia memenuhi perintah sang teman untuk bergeser posisi dulu agar mereka bisa menulis.

My Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang