22|mata mata?

220 13 0
                                    

"Rin,tolong buka pintu" suruh Mamanya pada Rindi yang selesai mencuci piring.Ia lalu mengelap tangannya hingga kering lalu berlari ke Pintu depan.

"Kak Bara?" Gumam Rindi setelah melihat siapa orang yang bertamu malam malam seperti ini."Silahkan masuk kak" Rindi mempersilahkan Bara untuk masuk.

"Gue bikinin minum dulu ya Kak" Melihat Bara mengangguk lalu tersenyum Tipis,Rindi kembali ke dapur.Membuat segelas Jus Jeruk sepertinya cocok untuk malam yang lumayan panas ini.

"Silahkan diminum Kak"

"Makasih Rin" Rindi mengangguk.Dia merasa canggung sekarang.Takut jika tiba tiba Papanya keluar kamar.Atau lebih parahnya Kakaknya yang sangat menyebalkan itu.Padahal kan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Dia kesini pun karena ada urusan dengan Rindi.

Mereka mengobrol ringan.Bara mengatakan maksud kedatangannya kesini adalah untuk berterimakasih karena Rindi telah membantunya tadi siang.Dia juga membawakan sebuah Novel remaja untuk Rindi.Tentu saja Rindi tidak akan menolak dan dia langsung kegirangan.Dia memang sudah beberapa bulan tidak beli Novel.Koleksi Novelnya berkurang.

"Rin.Pinjem kunci mobil" Raka muncul dari ujung tangga.Sedikit terkejut dengan adanya tamu malam malam begini.

"Iya bentar" Rindi pamit ke Bara untuk mengambil kunci mobil ke Kamar.Sedangkan Raka malah duduk ditempat Rindi tadi.Menatap tak suka pada lelaki didepannya ini.

"Lo siapa?" Tanya Raka tanpa basa basi.

"Bara,Kakak kelasnya Rindi" Raka terdiam mendengar nama Bara.Langsung teringat jika itu adalah cowok yang sering chat Rindi dengan kalimat kalimat manisnya.

"Ada perlu apa?" Tanyanya dengan tatapan mengintimidasi.Raka ini tipe kakak posesif.

"Ngasih Novel ke Rindi" Bara sedikit bingung dengan sikap cowok didepannya ini.Dia penasaran dia siapanya Rindi,tapi enggan untuk bertanya karena tatapan Tajam cowok itu.

Rindi datang lalu melempar kunci mobilnya ke Raka.Raka mengumpat pelan karena ulah adiknya yang menggemaskan itu.Menggemaskan untuk di tabok maksudnya.

"Ngapain masih disini?" Tanya Rindi tak suka.Dia takut niat Raka adalah untuk merusak suasana yang ada disini.Rindi hanya tak mau ada kesan kurang baik saat Bara bertamu kerumahnya.Padahal kan dia sudah mulai membuka hati untuk Bara.

"Lo seharusnya tau untuk nggak terima tamu cowok di jam segini" Raka berucap datar.Rindi lalu menatap jam dinding diruang tamu mereka.Dan Bara melirik jam ditangan kirinya.

Dengan berat hati Bara pamit dengan Rindi dan Raka untuk pulang karena sudah malam katanya.Raka tersenyum miring,Baguslah kalau cowok itu tau diri.Bertamu ke rumah perempuan di jam 10 malam.Biasanya adiknya itu sudah mengurung diri dikamar sibuk nonton drama.

"Lo nyebelin banget sih!" Rindi menatap Bara tajam.Bisa bisanya kakaknya itu membuat Kakak kelasnya mati kutu.

"Lo nggak tau aturan apa gimana.Lagian tuh cowok aneh.Cuma ngasih novel doang kan besok juga bisa." Raka tak mau kalah.Dia tak mau disalahkan oleh adiknya karena menurutnya dirinya benar.

"Gue nggak suka lo ada hubungan sama Dia." Raka kembali menaiki tangga ke kamarnya.

"Lah Lo nggak jadi pergi?" Tanya Rindi menatap Kunci mobilnya diatas meja."bangsat" Rindi mengumpati Kakaknya itu.Jadi ini hanya alasan agar Dia bisa mengusir Bara dari rumahnya.

🌼

Rindi menatap malas pada Raka yang duduk disampingnya.Raka memaksa agar mengantar Rindi dengan dalih malas menggunakan motornya.Padahal Raka sendiri dulu yang menolak dibelikan mobil dan minta dibelikan motor tua saja.

My Sweet BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang