💍6

6.4K 587 5
                                    

Sudah dua minggu setelah kejadian Edric dengan sahabatnya menguping pembicaraan Alice dengan sahabat perempuannya di Cafe.

Saat ini Edric mengunjungi Cafe seorang diri tanpa memberi tahu sahabatnya. Tetapi pada saat ia tiba disana, pria ini terperanjat karena melihat presensi semua sahabatnya berada disana.

"Kalian semua kesini tanpa mengajak ku?!" sungutnya.

Padahal dirinya pun kesini tidak mengajak sahabatnya, tetapi ia menjadi kesal sendiri karena sahabatnya tidak mengajaknya, dasar aneh.

Austin mengendikkan bahunya, "Kau selalu sibuk. Jangan salahkan kami jika tidak mengajakmu."

Edric mengangkat satu alisnya, "Really?! Kau biasanya suka memaksaku."

Sean mengernyitkan alis, "Lalu kau sendiri, kenapa tiba-tiba bisa disini?"

"Jadi kau maunya kami paksa dulu?" cecar Daneil menyeringai.

"Merindukan Alice, hm?" ledek Jeff.

"Tid— terserah kalian lah." ucap Edric acuh.

Edric membawa kakinya keluar dari private room, ia jengkel dengan sahabatnya. Tetapi di saat ia ingin menutup pintu private room, ia melihat Alice di depannya sedang membersihkan meja.

Alice melihat Edric yang sedang menatapnya juga lalu tersenyum manis, "Hai, Ed." sapanya.

"O- hai, Alice." Edric membalas senyumannya.

"Inginku buatkan sesuatu?" tawarnya.

Edric menggeleng, "Tidak. Bisakah kau temani aku sebentar?"

Alice melihat iWatch yang melingkar di tangan kirinya, "Hmm, sebentar lagi jam kerja ku habis. Bagaimana jika nanti saja?" usulnya.

 Bagaimana jika nanti saja?" usulnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah. Aku akan menunggumu hingga kau selesai bekerja." Setujunya.

"Ekhem! Tadi murung, pergi keluar. Sekarang ingin ditemani Alice." pekik Sean dari dalam private room.

"Baru sampai sudah marah-marah, keluar dari sini senyum-senyum sama Alice." cibir Jeff.

"Jangan-jangan kau mengidap bipolar?!" tebak Jackson asal dengan berpura-pura terkejut.

"Sialan!" Edric mengangkat satu kakinya, melepaskan sepatunya dan bersiap untuk melempar ke arah Jackson.

Jackson mengumpat di belakang tubuh tinggi Sean "Ampuuun! Sean tolong akuuu~" rengeknya.

Alice terkekeh geli, "Astaga, kalian ini lucu sekali."

Edric melirik Alice yang sedang tertawa dengan gemas. Kemudian melempar pandangan tajam ke arah sahabatnya.

Marriage Contract To A Billionaire | LIZKOOK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang