💍25

7.6K 508 0
                                    

"Sissy, i miss you so much." Belva memeluk kembarannya dengan erat disaat perempuan itu sudah tersadar. "Are you ok?"

Alice membalas pelukan Belva tak kalah erat, walaupun dirinya masih lemas, tetapi rasa rindu tak dapat terkalahkan. "I'm good, dont worry. I miss youuu."

Kedua anak kembar ini akhirnya bisa melepas rindu. Setelah Alice tersadar beberapa menit yang lalu, wanita itu kembali menjadi pusat perhatian. Semua orang di kamar berebut untuk berbicara dan merebut perhatian wanita yang sedang menyenderkan tubuhnya di atas kepala ranjang.

"Lepaskan akuuu~ aku masih ingin memeluk Sissy!" Belva kembali merengek dan memberontak saat tangannya ditarik oleh Krystal karena dirinya ingin kembali dipisahkan dengan kembarannya.

"Daddd.. Kau harus mengalah dengan anakmuu~"

Jourell membantu istrinya untuk mengangkat tubuh sang anak dari belakang. Setelah berhasil menyingkirkan Belva yang duduk dihadapan Alice, pasangan ini kembali berebut siapa yang harus maju duluan untuk berbicara dengan anaknya.

"Aku sebal dengan kaliannnn!" Belva merajuk, menghentakkan kakinya, dengan bibir mengerucut lucu. Padahal ia baru berbicara sebentar dengan kakaknya.

Pasangan ini berhasil duduk berdekatan dengan Alice, Krystal disebelah gadis itu sementara Jourell berada di depan kaki Alice. Mereka kembali meminta maaf kepada sang anak, memohon kepadanya untuk kembali dan memaafkan segala kesalahan yang mereka perbuat. Mereka cukup terpukul dan menyesal setelah Alice benar-benar pergi meninggalkan mereka.

Alice belum berani menatap kedua orang tuanya, perempuan ini hanya menunduk dan memainkan jari-jemarinya. Alice sebenarnya sudah memaafkan kesalahan mereka, hanya saja ia belum siap untuk dipertemukan kembali.

"A-aku sudah memaafkan kalian, kalian tidak perlu memohon padaku." Cicitnya sangat pelan, tetapi sudah membuat perasaan kedua orang tuanya sedikit lega.

Perempuan itu sesungguhnya tidak membenci kedua orang tuanya, ia hanya kecewa karena kedua orang tuanya selalu memaksakan kehendak mereka tanpa memikirkan perasaan dan kemauan sang anak.

Jourell meraih tangan Alice untuk di pegang erat, "Kalau begitu kembali pada kami sayang.." pinta Jourell dengan begitu lembut berharap sang anak luluh kepadanya.

Alice menolak dengan menggelengkan kepalanya, perempuan ini melepaskan genggaman sang daddy yang begitu erat, "Aku tidak bisa Dad. Aku tidak mau. Kalian pasti akan kembali memaksaku."

"Kalian juga pasti akan kembali memintaku untuk menikah dengan seseorang yang tidak 'ku kenal, terlebih aku tidak mencintainya." Alice menghela nafasnya kasar dan mengalihkan pandangan ke arah suaminya sebentar lalu kembali menatap kedua orang tuanya.

Jourell dan Krystal tersenyum tipis, mengigit bibirnya agar tidak tertawa. Anaknya tidak berubah, ia masih sangat menggemaskan dan tetap menjadi pembangkang.

Krystal berdehem pelan untuk menetralkan dirinya hampir tertawa, "Sayang.. Kau yakin tidak mencintai orang yang akan kami jodohkan denganmu?" Krystal meraih dagu Alice untuk saling menatap.

"Kau yakin tidak mengenalnya? Jika dirinya mendengar ucapanmu, hmm... mungkin dia akan marah padamu." Krystal melirik Edric sekilas untuk melihat reaksi pria itu, lalu kembali pada sang anak dengan tersenyum meledek dan menggerakkan alisnya.

Alice menatap Mommy nya dengan alis berkerut, mana mungkin dirinya mengenal orang yang akan di jodohkan olehnya.. Apalagi mencintainya.. Tidak mungkin!

Alice tertawa hambar dengan mendesis di awal, "Mommy jangan mengada-ada, mengenalnya saja tidak, apalagi mencintainya. Itu sangat mustahil!" Alice menggeleng dengan tanda ia tidak setuju oleh penuturan sang Mommy.

Marriage Contract To A Billionaire | LIZKOOK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang