💍49

7.6K 442 40
                                    

WARNING!!

VOTE DULU TAPI DIBACA SAAT SESUDAH BERBUKA PUASA, MENGANDUNG UNSUR DOSA DAN MENGURANGI PAHALA🤪 INI ADA GIF ADEGAN 🌚, KALAU TIDAK SUKA DI SKIP AJA YA SWEET BABE KU SAYANG, JADI JANGAN COBA-COBA ADA YANG LAPORIN CERITA INI KYK CHAPTER 46 KEMARIN YA!

POKONYA KALAU CERITA INI ILANG/GIFNYA GAADA DITAMPILAN KALIAN YA BERARTI KARENA ADA YANG LAPORIN LAGI😭 HAPPY READING MY SWEET BABE💖🤍💖


💍



"APA?! Kau jangan mengada-ngada Christ!" Ucap Edric panik sekaligus marah di sebrang telepon.

"Saya tidak bercanda, Sir. Pelakunya belum di temukan, dan di karenakan hal itu saham perusahaan menurun drastis." Balas Christ, sekretaris baru Edric.

"Kita tidak punya waktu banyak, Sir. Saya sudah membatalkan semua jadwal anda dan menyiapkan keberangkatan besok pagi, setelahnya kita bisa langsung menyelidiknya, Sir." Timpal Christ.

Edric mendesah kasar, ia memukul tepian kaca yang berada di balcony dengan tangan mengepal erat. "Damn it! Aku tidak bisa, Christ. Aku percayakan semuanya padamu, usut semua sampai tuntas, siapa pelakunya dan hukum dia seberat-beratnya, kalau perlu buat dia mati detik itu juga saat kau berhasil menangkapnya."

"T-tapi Sir, anda harus tetap datang. Para pemegang saham mengajukan protes menuntut uang kerugian pada perusahaan dan jika anda tidak datang mereka mengancam akan mencabut seluruh saham yang mereka tanamkan di perusahaan anda." Jelas Christ dengan detail.


GREP


Edric menoleh merasakan sebuah pelukan secara tiba-tiba dari arah belakangnya, lelaki ini tersenyum saat dirinya mengetahui jika yang memeluk tubuhnya adalah sang istri. Ia membalikkan tubuhnya, membalas pelukan sang istri lalu mengecup keningnya.

"Kau bisa mengurus tikus bedebah itu Christ! Kau hanya perlu meyakinkan mereka dan membuat mereka percaya lagi dengan kita!" Gertak Edric pada Christ.

"Jangan sampai aku memecatmu karena kau begitu bodoh Christ! Kejar pelaku itu sampai dapat, dan beri aku kabar disetiap waktunya."



TUT



Edric menyimpan ponselnya kembali pada saku bathrobenya. Ia memeluk erat istrinya, mengeluarkan beberapa kali nafas beratnya dan menghirup oksigen lebih banyak untuk meredakan rasa pening di kepalanya.

Alice mengusap punggung Edric dengan lembut, perempuan ini lebih memilih diam sejenak, membiarkan suaminya menenangkan dirinya sesaat hingga pria itu siap untuk menceritakan beban yang sedang ia rasakan.

Kedua manusia ini saling terdiam beberapa menit, merasakan semilir angin yang menghantam kulit mereka melalui celah bathrobe yang mereka kenakan. Cuaca malam ini sangatlah bagus, angin yang tidak terlalu dingin dan diselimuti udara sejuk.

Edric melepaskan pelukannya, ia menangkup satu pipi Alice lalu mengusapnya. "Apa aku terlalu berisik hingga membangunkanmu, Baby?" Lelaki ini mencoba tersenyum, ia mencoba untuk melepaskan masalah ini sejenak agar tidak terlalu membuat istrinya khawatir.

Alice memegang tangan Edric yang menangkup pipinya, lalu menciumnya. "Tidak sama sekali. Baby kenapa, hm? Apa ada masalah?"

Hembusan nafas kasar keluar lagi dari bibir Edric. Pria ini memejamkan matanya dan mengusap kasar wajahnya. "Perusahaanku yang berada di New Zealand terancam bangkrut. Uang perusahaan hilang puluhan juta dollar."

Alice melebarkan matanya, mulutnya juga ikut terbuka akan tetapi ia langsung menutupnya dengan kedua tangan. "Bagaimana bisa?! Siapa yang melakukannya?!"

Marriage Contract To A Billionaire | LIZKOOK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang