💍31

7.4K 466 1
                                    

HUEK HUEK~

"Sudah enakan, Baby?" Pagi ini Alice kembali memuntahkan isi perutnya. Kandungannya kini sudah berjalan 4 bulan. Mood swing, morning sickness, mengidam sudah menjadi hal yang biasa bagi sang suami.

Perempuan itu akan memuntahkan isi perutnya di setiap bangun tidur, atau pada saat mencium bau yang menyengat. Semenjak saat itu Edric menjadi suami yang siaga dan berusaha untuk ada disetiap sang istri membutuhkannya.

Jika diharuskan untuk memilih apa yang Alice tak suka dari kehamilan, ia akan memilih morning sickness. Karena tubuhnya akan menjadi lemas setelah ia mengeluarkan isi cairan dari perutnya, padahal dirinya hanya mengeluarkan cairan yang tidak begitu banyak.

Kendati demikian Alice tetap menikmati semua prosesnya. Ia harus kuat demi Bubbles yang akan lahir ditengah keluarganya. Terlebih sang suami menaruh seluruh perhatian dan mengutamakan dirinya sekarang.

"Hmm sudah.." Alice mencuci mulutnya dan mengalungkan tangannya ke tengkuk sang suami. Edric mengangkat tubuh Alice dan membaringkannya di ranjang.

"Baby, aku suka wangi tubuhmu." Kebiasaan perempuan ini selama hamil adalah mengendus aroma tubuh sang suami, ia juga suka memeluk dan berdekatan dengan suaminya. "Bubbles sepertinya sangat menyukai Daddy." Alice mengecupi leher Edric seraya menghirup aromanya.

Edric mengusap perut Alice yang sudah agak membesar, pria ini memberikan kecupan-kecupan kecil di pundak sang istri. "Tentu aku Daddy nya. Energimu juga akan kembali setelah mencium tubuhku, bukan?" Alice mengangguk. "Apa kau dan Bubbles menginginkan sesuatu?"

"Aku ingin dirimu." Alice mulai memberikan gigitan di leher suaminya dan menghisapnya untuk memberikan tanda kepemilikan.

Edric menggeleng, memegang tengkuk Alice dengan kedua tangannya, lalu menjauhkannya. "Baby, kau belum sarapan. Nanti Bubbles kelaparan." Tolak Edric tetapi saat menatap raut istrinya yang kecewa ia mendesah pasrah.

"Tidak. Jangan menangis, Baby." Edric menyeka air mata Alice. Memang Alice menjadi sangat sensitif dan mudah sekali menangis sekarang. Tak jarang juga ia akan sangat marah dan merajuk dengan sang suami. Tetapi beberapa menit setelahnya ia meminta maaf dan menangis di pelukan Edric.

Alice kembali memeluk suaminya erat, "Aku belum lapar. Aku hanya menginginkanmu."

"Baby..."

💍

"Aahhh.." Edric memompa kekerasannya perlahan agar tidak menyakiti Bubbles di dalamnya.

Setelah tidak tahan dengan rayuan maut sang istri akhirnya suaminya luluh dan menurutinya. Mereka terlebih dahulu bersepakat untuk tidak melakukannya terlalu cepat dan keras agar Bubbles tetap merasa nyaman di dalam perut Alice.

Walaupun dengan berberat hati, akhirnya Alice menyetujuinya. Padahal ia lebih suka jika sang suami bergerak cepat dan menjadi seorang bajingan yang dominan jika menyangkut tubuhnya. Ia harus mengalah demi Bubbles, dan berpuasa dengan nafsunya selama Bubbles diperutnya.

"Emhh.. Baby, aku ingin diatasmu." Alice merubah posisinya tanpa melepaskan penyatuannya dengan sang suami.

Perempuan ini kembali menggerakkan penyatuannya. Ia menumpukan tangannya di dada bidang suaminya yang sekarang sudah di penuhi keringat.

Alice memompanya dengan dalam, sesekali perempuan ini bergerak agak lebih cepat agar mendapatkan permainan yang bisa memuaskan dirinya dan suaminya. Perempuan ini sudah sangat lihai sekarang, terlihat dari ia menggoda sang suami dengan gerakan memutar dan sedikit menekannya.

Marriage Contract To A Billionaire | LIZKOOK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang