💍15

7.2K 569 8
                                    

Edric membantu Alice keluar dari mobilnya, pasangan ini baru tiba di mansion megah milik Edric yang langsung di sambut oleh semua pelayan dan Bodyguard miliknya.

Semua pelayan dan Bodyguard membungkuk saat Edric dan Alice berjalan mendekati mereka, "Selamat datang Tuan dan Nyonya." Sambut Zoya, Kepala Pelayan di mansion ini.

Alice membalas senyuman Zoya dengan ramah, Edric hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon.

"James, apa semua barang-barang Alice sudah kau ambil?" tanya nya.

James mengangguk, "Semua barang Nyonya sudah di dalam, Tuan." Sahut James dengan mengganti sebutan Alice yang kini sudah resmi menyandang sebagai Nyonya Rikkard di mansion mewah ini.

Zoya menimpali jawaban James, "Barang Nyonya sudah saya bereskan, Tuan. Semuanya sudah di kamar Tuan dan Nyonya."

"Terima Kasih, emm.." timpal Alice kikuk, ia tidak tahu harus memanggil Zoya dengan sebutan apa karena umur Zoya sangat jauh diatasnya.

Zoya tersenyum menatapnya, "Nyonya, bisa memanggil saya Zoya, atau Nyonya ingin memanggil saya dengan sebutan yang lain juga tidak masalah."

Alice menyengir lebar dengan memamerkan gigi putihnya, "Baiklah, aku akan memanggilmu bibi Zoya." jawabnya dengan bersemangat.

Zoya dan yang lainnya tertawa ringan karena melihat Alice yang sangat lucu dihadapan mereka.

Edric mengusap pipi Alice lembut, "Ayo kita masuk, kau harus istirahat kembali." Edric mengapit pinggang Alice erat, melangkah beriringan menuju ke kamar.

💍

Alice mendudukan dirinya dihadapan meja rias, ia mencopot semua perhiasan yang melekat di tubuhnya lalu disimpannya di kotak perhiasan yang terletak disana.

Edric menatap Alice melalui cermin, ia sedang membuka kancing-kancing yang terdapat di kemejanya. "Apa kau lelah?" tanyanya.

Alice balas menatap Edric melalui cermin, "Sedikit.. Gaun ini sangat berat yang membuat tubuhku lelah dan sulit untuk berjalan."

"Jangan bekerja dulu, jika kau sudah benar-benar sembuh baru aku izinkan untuk bekerja lagi." Tegasnya. "Hanya di Cafe dan tidak di restoran."

Alice reflek memutar badannya menghadap Edric dengan tatapan yang sulit diartikan, "Tidak bisa, Ed! Bagaimana dengan kontrak kerjaku disana? Aku bahkan belum genap satu bulan bekerja."

"Serahkan padaku. Aku tidak mau kau kelelahan dan jatuh sakit lagi." Jelasnya.

Alice ingin berbicara lagi untuk mengajukan protes, tetapi baru saja ia ingin membuka mulutnya Edric sudah langsung memotongnya, "Tidak ada tapi-tapian. Keputusanku tidak dapat di ganggu gugat."

Alice menatapnya nyalang, "Kau ini siapa sebenarnya? Kenapa selalu bertindak sesukamu?!" cetusnya dengan berapi-api.

"Aku suamimu." jawabnya sembari berduduk santai dengan menyilangkan satu kakinya di sofa.

Alice menghembuskan nafasnya marah, ia menolehkan kepalanya, memejamkan matanya sesat dan mengigit bibirnya, lalu kembali menatap Edric, "Bukan itu maksudku, bodoh!"

Edric mengangkat satu alisnya lalu menyilangkan tangan di depan dadanya, "Lalu?"

Alice berkacak pinggang, ia jadi kesal sendiri dengan suami bodohnya ini, "Kau ini siapa? Bertindak sesukamu, mempunyai rumah yang sangat megah, pelayanmu banyak, bodyguardmu juga banyak, mobilmu juga bagus-bagus." Celotehnya panjang.

"AHA! AKU TAHU! JANGAN-JANGAN KAU PENCURI YA?! KAU SUKA MENCURIKAN? JUJUR SAJA!" tukasnya bersungut-sungut.

Mata Alice membelalak sejalan dengan pikirannya saat ini, "OHHH TUHAN.. OH TUHANN.. ATAU JANGAN-JANGAN KAU SEORANG MAFIA?!" Alice menutup mulutnya yang terbuka.

Marriage Contract To A Billionaire | LIZKOOK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang