47. unexpected: NYC

1.1K 200 92
                                    

2 tahun kemudian

Perpisahan terkadang menyadarkan kita betapa beratinya seseorang setelah dia pergi. Ya itu nyata. Bahkan, jika aku tahu perpisahan sesakit ini, aku lebih memilih untuk tidak mengenalmu sama sekali, hujan.

Wah terdengar sangat puitis untuk aku rangkai di malam hari ini

Apa kamu tau? Semua ucapan manis dari kamu menjadi sebuah irama di telingaku saat ini. Bahkan hal itu mengingatkan ku tentang semua kenangan kita bersama.

Ternyata, meninggalakan semua kenangan itu berat.

Kamu pergi tanpa menoleh, membiarkan aku menunggu sapaan mu yang tak pasti untuk terakhir kalinya.

Apa yang kamu pikirkan saat itu wahai hujan?

Adakah aku di pikiran mu saat itu?

"Perpisahan yang paling menyakitkan adalah di mana hanya aku yang merasa kehilangan". Mungkin memang benar? Hanya aku, disini hanya aku yang menyesal atas perginya kamu.

Boleh aku tanya lagi?

Apa ada aku di pikiranmu saat itu? Kamu menjauh, pergi tanpa berucap satu katapun. Bahkan mata kita belum sempat bertemu, hujan.

Apa kamu benar-benar membenciku? Apa benar ini akhir dari kita?

Semua pasti berpisah, iya aku tau. Tapi apa harus secepat ini? Bahkan aku baru saja mengenalmu, belum memilikimu |...

Autor's pov

semua kalimat dan kata-kata perpisahan, penyesalan, rindu yang Ara ketik di note-leptopnya membuat pipinya mulai basah dengan air matanya. Tangisannya semakin keras, sekeras dia merindukan Sunghoon.

tangannya sedikit gemetar menahan sesak di dadanya.

Hanya lampu belajarnya yang bisa menghangatkan tangan Ara yang dingin malam itu, di mana dia benar-benar merindukan Sunghoon.

Kesehatan Ara menurun, tubuhnya sedikit ramping. Bukan, itu bukan keinginannya yang di sengaja. Ara berusaha untuk selalu makan dengan baik, tersenyum, bahagia dll, tapi Ara juga ga bisa bohong, beberapa saat setelah makan, dia selalu merasakan pusing dan mual, dia selalu memuntahkan semuanya.

Apa ini tandanya?

Ara lu kuat... gua yakin semua ini akan berakhir.

"Ini bukan keinginan gua"

Dia selalu begitu, bahkan rumah sakit menjadi rumah kedua buat Ara saat ini. Pilihan untuk sunghoon dari dirinya sekarang, "lepasin gua, atau lu kembali sekarang."

Ara ga egois, dia bukan egois, kembali yang dia maksud itu kalau sunghoon masih sayang sama Ara, dan masih menganggap dirinya penting buat sunghoon.

Sejak saat itu, Sunghoon benar-benar menghilang. Apa yang bisa Ara harapkan? hilang beberapa hari aja bisa buat Ara sakit dan merasa kehilangan. 2 tahun... waktu yang sangat lama untuk Ara bertahan.

*

Ara menutup leptopnya dan menghapus air matanya dengan kedua tanganya. Matanya merah dan bengkak. Ini udah menjadi kebiasaan tiap malam buat Ara. 'gua harus ilangin mata bengkak gua, takut ka soobin liat.' gumamnya saat membuka pintu kamarnya dan menuju kamar mandi.

- lorong

20.19

"Ra? hei (memegang pundak Ara) kenapa?" tanya Soobin yang keluar dari kamarnya secara tiba-tiba. Melihat adiknya yang selalu seperti ini membuat hatinya juga sakit. "Mau main di kamar gua dulu? gua lagi main game, mau ikut?" tawar soobin niat menghibur.

Look of Ice prince | Sunghoon (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang