extra part 3: Syilia

7.9K 244 2
                                    

🍂membaca Al Qur'an lebih utama 🍂

"Masa depan adalah buah dari masa lalu, bagaimana pun cara untuk menghapus, sebuah kenangan akan tetap menjadi kenangan meski itu bukan sebuah keinginan"

-----------------*--------------------

Berbeda dengan Nabila, Syilia sendiri kini tengah menikmati hari-harinya sebagai seorang guru MDTA yang di kelolah oleh pesantren tempatnya hidup sekarang.

"Baiklah, sekarang kita belajar tentang akhlak terpuji, siapa yang tau apa itu akhlak terpuji?"

Salah satu siswi mengangkat tangannya dengan cepat, Syilia tampak tersenyum melihat itu.

"Radit, apa itu akhlak terpuji?"

"Akhlak terpuji adalah  sifat yang baik hati, suka menolong, dan tidak mengambil milik orang lain."

Syilia langsung terdiam, kalimat terakhir dari muridnya itu mampu menghunus tepat di ulu hatinya, bagaimana ia harus hidup seperti ini terus? tiap hari harus merasa sangat bersalah. padahal ia sudah meminta maaf dengan tulus.

"Bu, saya benar kan?"

Lamunan Syilia langsung buyar mendengar pertanyaan anak didiknya. ia menghampiri anak tersebut, dan mengusap pelan rambutnya yang tebal.

"Benar, Radit. Kita tidak boleh mengambil milik orang lain, itu perbuatan yang sangat buruk."

Ia menelan ludah dengan kasar. Kalimatnya sendiri seolah menampar ia berulang kali, ia bahkan dengan sadar sedang membicarakan dirinya sendiri sekarang.

Pantaskah ia menjadi seorang guru sekarang? Sedangkan ia buruk dimasa lalu, semua yang ia sampaikan nyatanya tidak bisa ia terapkan pada kehidupannya sendiri.

Ia malu, sangat malu, bahkan saat ini matanya sudah berkaca-kaca tanpa sadar. Sampai membuat peserta didiknya terheran-heran.

"Bu, ibu kenapa menangis?" Tanya Radit yang kebetulan berada di depan Syilia saat ini.

Syilia tampak gelagapan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari muridnya, ia langsung tersenyum ramah seolah tidak ada yang terjadi sama sekali.

"Tidak ada, Radit, jawaban kamu sudah benar, sangat benar sekali, ibu bangga sama Radit."

Yang namanya anak-anak, akan sangat senang ketika ia berhasil membuat seseorang merasa bangga akan prestasinya, begitu pula Radit, anak laki-laki berusia 7 tahun yang memiliki kecerdasan lebih dari kawan-kawannya, seorang bocah cilik yang harus hidup di sebuah panti asuhan, tanpa tau siapa kedua orang tuanya.

Hampir seluruh muridnya di ruangan ini adalah anak panti asuhan, karena sekolah ini telat berada di sebelah panti asuhan yang juga dalam naungan pesantren yang ia tempati.

Radit, salah satu dari banyaknya anak yang kurang beruntung itu, anak dengan tutur kata yang lembut dan sopan, cerdas dan juga memiliki pemikiran yang kreatif. Harus merasakan pil pahit kehidupan sejak dini, hidup sebatang kara di sebuah panti dengan seorang wanita separuh baya yang bisa mereka sebut sebagai Ummi.

Ia mengusap rambut Radit yang tengah tersenyum sampai terlihat gigi putihnya yang tersusun rapi. Sangat menggemaskan, sampai membuat Syilia tanpa sadar menciumi wajah anak tersebut.

"Ya, tuhan, andai dulu aku tidak berbuat seperti manusia yang tidak beradab, pasti anak itu sudah tumbuh menjadi anak yang tampan, cantik, dan juga baik hati seperti Radit," batin Syilia.

Jika ditanya, apa keinginannya yang paling besar? Maka dengan cepat ia akan menjawab, memutar waktu. Yah! Jika waktu bisa diputar, ia tidak akan melakukan tindakan yang paling menjijikkan seperti itu. Namun nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin bisa menjadi beras lagi, ia tidak pantas rasanya harus menyalahkan Tuhan dengan garis takdir yang harus ia rasakan.

Aku,Kamu & Seuntai DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang