Setelah membaca surat cerai tersebut, Niswah hanya memandang kosong ke arah luar jendela, ia menatap ranting pohon yang bergerak seiring semilir angin yang menghantamnya.
Ceklek!
"Assalamualaikum." Niswah membalikkan badan, dan terlihatlah Rian yang tengah tersenyum sambil menenteng sebuket bunga mawar di tangan kanannya.
"Wa'alaikumsalam, Mas."
"Bagaimana keadaanmu, Niswah?"
"Alhamdulillah. Baik Mas, Mas apa kabar?"
"Seperti yang kamu lihat sekarang."
Niswah hanya mengangguk, lalu kembali melihat ke arah luar."Dimana Naufal?"
Niswah hanya menggelengkan kepalanya, tidak tau, sedari tadi Naufal tidak ada terlihat setelah Niswah menerima surat cerai itu, akh! Surat cerai? Rasanya Niswah masih tak sanggup mengingat itu dan sialnya ia malah mengingatnya.
Rian yang heran melihat pandangan Niswah, langsung mengikuti arah pandang wanita di hadapannya ini, dan mata Rian terhenti pada sebuah amplop di atas nakas tepat samping kanan Niswah.
Rian hendak mengambil ampop tersebut, namun niat nya ia urungkan ketika melihat hidung Niswah yang mengeluarkan darah serta wajah nya yang berubah menjadi pucat.
Niswah juga sama dengan Rian, ia tersentak kaget melihat darah yang tiba-tiba mengalir deras dari hidungnya, belum sempat ia memanggil Rian, pandangan nya berkunang-kunang lalu semuanya gelap.
Rian yang panik langsung keluar dari kamar Niswah memanggil dokter dengan berteriak kencang membuat beberapa orang yang berlalu lalang menatapnya heran.
"DOKTER... DOKTER..."
tak lama terlihat seorang dokter yang berlari ke arahnya, namun di belakang dokter itu ada Naufal, serta kedua orang tuanya yang ikut panik melihat Rian yang memanggil dokter kesetanan.
"Ada apa Rian?" tanya Naufal yang mewakili kedua orang tua nya.
"Niswah... Niswah tadi dia-..." ucapan Rian di potong oleh Naufal yang merasa Rian terlalu bertele-tele.
"DIA KENAPA? KALO NGOMONG YANG JELAS, KENAPA SAMA NISWAH?" Umiin yang melihat Naufal emosi langsung mengisap lengan sang anak memberikan ketenangan.
"Niswah pingsan, dia mimisan banyak lalu tiba-tiba gak sadarkan diri."
Naufal langsung tersentak, segera ia melangkah ingin mmasuk, namun langkah nya terhenti ketika suster melarang ia masuk kedalam. Pikirannya langsung kalut ketika melihat adik satu-satunya kembali tak sadarkan diri.
"Ummi, Niswah ummi." Naufal sudah terduduk, mengusap wajahnya kasar, sungguh ia merasa lelah melihat adiknya selalu merasa kesakitan.
"Niswah gak papa, dia akan sadar kamu tenang yah." Itu suara sang abi yang mencoba menenangkan meski dirinya juga merasa takut, takut jika penyakit sang putri bertambah parah mengingat sang putri belum pernah sekalipun melakukan pengobatan selama ini.
Tak lama dokter pun keluar dari kamar Niswah, langsung Naufal menghampiri sang dokter.
"Dok, bagaimana keadaan adik saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kamu & Seuntai Doa
Romance"Ijinkan aku berpoligami," ucap Hafidz dengan wajah tegang. Niswah menatap tak percaya lelaki dihadapannya lelaki yang ia anggap imam sempurna ternyata menjadi belati yang menusuk relung hatinya. PLAKKKKK...!!! "Aku percaya ketika tanganmu menjabat...